Apakah kamu bahagia? Ketika tahu ada orang yang melihat kamu utuh. Melihat jauh ke dalam: ke perilaku dan tingkahmu, menembus baju, timbunan daki, wangi-wangian pun lembaran rupiah.
"Kan mukaku jelek.."
"Terus kenapa?"
Iya. Tepat melihat ke dalam sana. Dan menerima kamu apa adanya.
Dan bahagiakah kamu ketika memilih tinggal bersamanya? Untuk alasan apapun dengan keadaan apapun. Walaupun mungkin penyampaiannya beda beda tipis dengan gombal.
"Kalau aku gendut?"
"Lucu, bisa dicubitin."
"Kalau jadi gendut banget kayak preti asmara? Kamu masih tetep sayang?"
"Ya masihlah."
Ya ya ya.
Seperti dia melihat kamu.
Seperti kamu melihat dia.
Itu lebih dari cukup.
Kalian tidak tahu apakah ini akan memiliki akhir. Sama seperti kalian tidak tahu sekuat apa ini akan bertahan. Tapi bahkan yang berpondasi baja pun bisa goyah. Maka soal masa depan, kalian memilih untuk tidak meresah. Dan kamu harus tahu. Untuk penerimaanmu yang apa adanya itu, dia (sangat) bahagia.
[ ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H