Mohon tunggu...
Gitskai
Gitskai Mohon Tunggu... -

suka cerita apa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanggung

6 Juni 2010   16:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pintu  dan jendela kamar saya masih tertutup rapat ketika dia bangkit masuk kamar mandi. Cuci muka dan gosok gigi. Saya masih malas. Ada rasa tanggung memuncak di ubun-ubun. Sebenarnya bisa dituntaskan dengan pelayanan mandiri. Tapi malas. Bikin pegal. "Kamu ga kuliah?" "Enggak." "Kalo kuis?" "Nasib." "Sorry. Tadi gw ga kuat.." "..." "Lo bete ya." "Lumayan." "Sorry banget." "Uda gw bilang kurangin rokok lo. Makin lama lo makin cepet gini. Bete juga gw. Gw cewek lo. Sekali-kali bikin gw puas kenapa sih? Capek gw kentang melulu gini. Kalo begini terus sekalian bayar gw aja deh. Udah macam lonte aja gw, kerjanya muasin lo doang. " "Sorry. Sorry." Maaf dan maaf. Membosankan. Pintu kamar akhirnya terbuka. Dia terburu-buru pergi. Takut telat. Asdos kesayangan memang tidak boleh telat.  Anjis, ini tanggung tingkat tinggi. Sialan. Saya segera cari telfon genggam. Doni? Mack? Ah, Wawan. Ya, ya. Wawan. Kalau dia pasti mau. Stamina juga ok. Wawaaaan. Gw kentang parah. Doi keluar cepet lagi. Ke kosan gw dong cepetan. Langsung ke kamar aja. Yah yah yah.. Sambil memencet tombol send, saya bangkit menuju meja rias membuka laci. Berharap Durex masih bertengger satu dua bungkus di pojokan sudut kiri. [ ] *kentang = kena tanggung. **ini FIKSI ya, jadi ga usah mikir macam-macam. :p ***Tokoh Wawan pernah muncul di "Hitungan Mundur Ayi" dan "Laurenciel Avantia". Gimana kalo gw bilang si Asdos kesayangan itu adalah Bimo? HAHAHAHA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun