Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan dalam laman situs resmi terdapat 10 ancaman kesehatan global pada tahun 2019, salah satunya berkaitan dengan penolakan ketersediaan vaksin yang dapat mengancam pencegahan penyakit. Fenomena peningkatan penyakit campak secara global sekitar 30% ditengarai karena ketidaknyamanan penerimaan vaksin dan kekurangpercayaan terhadap vaksin.
Baru-baru ini, muncul pernyataan dari Perwakilan WHO di Indonesia yang menyebut penolakan vaksin Measles dan Rubella (MR) terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, disebut menjadi penyebab meningkatnya jumlah kasus campak. Penolakan vaksin MR menunjukkan sistem kesehatan yang lemah dan informasi yang salah tentang vaksin.
Antisipasi bisa diterapkan dengan peningkatan surveillance melalui media sosial yang saat ini sangat relevan diterapkan agar dapat menghindari terjadinya kejadian luar biasa (outbreak) di kemudian hari, karena melalui media sosial didapatkan informasi yang real time pada penyakit, mendeteksi, memonitor dan merespon terhadap penyakit.
Penggunaan tools yang terkait dengan kesehatan, dilakukan pengamatan dengan menggunakan tools Drone Emprit, untuk melihat respon dan perbincangan  publik di Indonesia terkait dengan permasalahan penolakan vaksin MR.
Kata kunci yang diajukan seperti  penolakan vaksin measles rubella , vaksinasi, imuniasi, campak, rubella. Pengambilan  data digunakan untuk memantau persoalan tersebut selama rentang  7 Agustus sd 7 September 2019.
DATA
Dari grafik tren dapat dilihat bahwa diskusi terkait dengan penolakan vaksin measles rubella dimulai pada saat pembuatan container sampai dengan munculnya pemberitaan dari perwakilan WHO di Indonesia pada 1 September 2019 , dapat dilihat dari  belum terlihat peningkatan, kemungkinan isu mengenai kesehatan khususnya tolak vaksin tidak diperhatikan dan tenggelam dengan pemberitaan lainnya, seperti yang terlihat dari sentimen berjumlah 120 tweet menunjukkan didominasi dengan tone negatif dengan jumlah 68 tweet, lebih banyak dibandingkan tweet positif.
Kondisi demikian, menunjukkan bahwa ketertarikan warganet dalam membahas isu penolakan vaksin sangat kurang, atau dengan kata lain, belum terjadinya KLB Campak dan Rubella, pembicaraan terhadap vaksin kurang.
Dibandingkan dengan penggunaan keywords vaksinasi-imunisasi dengan periodisasi yang sama, menunjukkan hasil jumlah mention berbeda dengan kata penolakan  vaksin measles rubella  didapatkan  total keseluruhan 3750 mention, dengan rincian 946 mention negatif, 524 mention positif dan 2280 netral.
Dapat dikatakan bahwa sentimen berhubungan vaksinasi-imunisai lebih banyak bernada netral dibandingkan dengan negatif maupun positif.