Menurut Fanani (2015, h. 2) perjodohan merupakan salah satu alat kebudayaan yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai pernikahan. Perjodohan menjadi pintu awal bagi pasangan untuk mengenal satu sama lain.
Dalam film Wedding Agreement, budaya perjodohan menjadi sorotan utama dari film ini. Bian dan Tari harus menikah karena perjodohan berdasarkan keputusan orang tua Bian. Bian terpaksa menikahi Tari lantaran ingin membahagiakan ibunya, walaupun sebenarnya Bian juga sedang menjalin hubungan selama lima tahun dengan perempuan lain bernama Sarah.
Walaupun dijodohkan, Tari tidak menyerah begitu saja. Melainkan ia terus mempertahankan pernikahannya dan berusaha merebut hati Bian supaya pernikahan mereka tidak kandas di tengah jalan.
Kali ini saya akan coba mengupas film Wedding Agreement (2019) dengan menggunakan beberapa kutipan dari buku karya Coztanzo, 2014 yang berjudul World Cinema through Global Genres.
"whatever these wedding icons represent, there must be trials and obstacles along the way. The course of true love never did run smooth" (Coztanzo, 2014, h. 134),
Saya rasa kutipan di atas sungguh mewakili isi dari perjalanan pernikahan antara Bian dan Tari dalam film Wedding Agreement. Bagaimana tidak? Mereka berdua menjalani pernikahan yang tidak didasarkan oleh cinta, melainkan sebuah perjodohan.
Bian dan Tari menjalani setiap konflik dan lika-likunya. Bian memberikan surat perjanjian bermaterai bahwa mereka tidak boleh mengurusi kehidupan satu sama lain dan pada saat usia pernikahan mereka mencapai 1 tahun, mereka akan bercerai.
Dalam perjalanan pernikahan mereka, Bian sama sekali tidak menerima Tari sebagai istrinya. Dia justru memilih untuk mempertahankan hubungannya dengan Sarah.
Seiring dengan perjalanan rumah tangga mereka, Bian mengajak Tari untuk menghadiri acara ulang tahun papanya. Pada peristiwa itu, mereka berdua terpaksa bersandiwara menjadi pasangan yang bahagia.
Tak disangka, semakin hari seakan-akan semesta berpihak pada Tari. Suatu hari, Bian jatuh sakit dan Tari lah yang merawat ia sampai sembuh. Melihat kesabaran dan ketulusan Tari sebagai seorang istri, perlahan Bian pun luluh.