Mohon tunggu...
Laura Rachel Dumanau
Laura Rachel Dumanau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengintip Dampak Perubahan Iklim di Antartika dan Langkah Internasional Mencegahnya

25 Februari 2023   23:00 Diperbarui: 26 Februari 2023   00:58 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Benua Antartika merupakan benua terbesar ke lima di dunia yang dikelilingi oleh Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Sebagian besar wilayah di benua ini tertutupi oleh es yang sangat tebal dengan gletser-gletser yang terdapat di bagian danau es. Antartika juga merupakan satu-satunya benua yang tidak memiliki ibu kota dan bahasa resmi karena tidak memiliki pemerintahan atau negara yang mengklaim kedaulatan di wilayah tersebut. Maka dari itu, Antartika disebut dengan wilayah internasional dimana dunia memiliki kesamaan hak untuk mengakses dan mengeksplorasi wilayah tersebut dengan tujuan penelitian dan perdamaian. Karena letaknya yang berada di wilayah Kutub Selatan, Antartika memiliki kondisi iklim yang ekstrem dengan suhu yang sangat rendah, angin yang kencang, serta kondisi lingkungan yang kering.

Perubahan iklim yang sangat rentan di benua ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan internasional dalam menjaga kelestarian bumi terutama dalam beberapa dekade terakhir dimana terdapat peningkatan suhu yang lebih cepat dari biasanya. Hal tersebut merupakan salah satu pengaruh dari efek rumah kaca ke seluruh dunia termasuk Antartika. Efek rumah kaca yang menahan panas di atmosfer menyebabkan terjadinya peningkatan suhu sehingga menyebabkan peristiwa cairnya es dan gletser yang berdampak pada naiknya permukaan air laut serta perubahan iklim global. Beberapa negara yang terkena peningkatan air laut seperti Maladewa, Kiribati, Tuvalu, Bangladesh, dan Indonesia menghadapi berbagai konsekuensi. Kenaikan air laut yang diakibatkan karena mencairnya es di Antartika ini dapat menyebabkan banjir di daerah pesisir, erosi pantai, hilangnya habitat alami serta kerusakan infrastruktur yang ada. Nantinya, hal ini akan berdampak pada keamanan pangan, kehidupan manusia, serta keberlanjutan ekonomi dan lingkungan di wilayah tersebut.

Namun untuk mengatasi hal ini, dunia internasional terus berupaya dalam menjaga kelestarian bumi di Antartika dengan membuat kebijakan seperti Perjanjian Antartika (1959) yang ditandatangani oleh 12 negara yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggrs, Argentina, Australia, Belgia, Chilie, Prancis, Norwegia, dan Slandia Baru dengan tujuan untuk menjaga Antartika sebagai wilayah yang bebas dari persaingan dan konflik serta untuk melindungi lingkungan alaminya. Terdapat Protokol Madrid (1991) yang berfokus pada perlindungan Antartika dengan melarang kegiatan pengeboran minyak, penggalian mineral, dan kegiatan komersil lainnya. Convention for the Conservation of Antarctic Marine Living Resources (1980) untuk menjaga keberlangsungan hidup spesies laut di perairan Antartika serta melarang kegiatan penangkapan ikan di wilayah tersebut dan adanya Paris Agreement (2015) untuk mengurangi keluarnya beberapa gas tertentu dari rumah kaca dan mengurangi dampak perubahan iklim global yang dapat membantu Antartika mengurangi dampak perubahan iklim. Selain adanya kebijakan, dunia internasional juga menjalankan upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan sebagai bentuk antisipasi dampaknya di masa depan. Mitigasi perubahan iklim merupakan upaya untuk mengurangi hasil dari gas rumah kaca yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim global. Mitigasi di Antartika dilakukan dengan cara mengurangi kegiatan manusia yang berdampak pada iklim di wilayah tersebut, meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan, serta meningkatkan kesadaran dan mengedukasi tentang perubahan iklim di Antartika. Sedangkan, tindakan penyesuaian terhadap perubahan iklim merupakan cara untuk mengurangi dampak perubahan iklim pada lingkungan dan manusia. Adaptasi perubahan iklim di Antartika ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemantauan perubahan iklim di Antartika, mengembangkan infrastruktur yang kebal akan perubahan iklim, serta meningkatkan sistem peringatan dini dan evaluasi untuk mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim.

Upaya yang telah dibuat oleh negara-negara di dunia ini terus diperkuat dengan cara menegakkan hukum yang ketat untuk mencegah aktivitas yang dapat merusak lingkungan di Antartika dengan cara memperketat aturan dan regulasi internasional, meningkatkan kerja sama internasional dalam membangun kebijakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk melindungi Benua Antartika, memperkuaat sistem pemantauan dan mengawasan terhadap perubahan iklim, kualitas udara dan air, serta aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan. Tak hanya itu, pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan meningkatkan kesadaran publik juga dapat membantu menjaga wilayah Antartika.

Dosen pengampu: NUR ASLAMIAH SUPLI, BIAM, M.SC.

Sumber: 

Brady, A.-M. (2010). The Antarctic Treaty System: Governance of Antarctica. Ocean Yearbook.

Emma M. Myers et al. (2020). Reconstructing twentieth-century sea-level change in the West Antarctic Peninsula. Geophysical Research Letters.

Niranjan, A. (2021, 06 24). Nasib Antartika di Tengan Fenomena Perubahan Iklim . Retrieved from Made for Minds: https://www.dw.com/id/bagaimana-nasib-antartika-di-tengah-fenomena-perubahan-iklim/a-58025554

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun