Siapa sih yang tidak tahu Pasar Wiguna? Yup, Pasar Wiguna adalah sebuah pasar yang memfasilitasi para pengrajin tangan yang bertemakan eco culture market. Tema ini juga membawa nilai-nilai budaya lokal Jawa. Ada 3 nilai budaya Jawa dalam Pasar Wiguna, yakni;
Wastu Citra, yaitu usaha untuk mewujudkan karya yang memiliki guna dan citra
-
Wiryaguna, yaitu makna yang bermanfaat,
Guyub Rukun, yaitu sebagai penyemangat untuk saling menghormati.Â
Pasar Wiguna pertama kali diselenggarakan pada tanggal 4 April 2021. Hingga saat ini, Pasar Wiguna masih terus diselenggarakan di Pendopo Agung Royal Ambarukmo setiap akhir pekan, dengan jam buka pukul 08.00-12.00 WIB. Di Pasar Wiguna ini, banyak tenant yang sangat beragam, mulai dari kuliner, kerajinan tangan seperti tas, cangkir, perlengkapan dekorasi rumah, ramuan minyak atsiri atau essential oil, dan masih banyak lagi. Selain itu, Pasar Wiguna juga menyelenggarakan berbagai macam workshop dan juga sharing session, beberapa diantaranya adalah Guru Bumi yang mengajak anak-anak untuk bermain sekaligus belajar bersama dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan. Selain itu ada juga eco workshop dari Blasu Studio dengan tema mengolah limbah menjadi sebuah kerajinan dan masih banyak workshop dan sharing session lainnya.
"Beberapa UMKM ada yang dapat via invitation tapi harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang sudah ditetapkan oleh Tim Ambarukmo. Namun, ada juga yang harus mendaftar secara langsung, saya sendiri mendaftar sekitar 1 bulan yang lalu namun baru mendapat jawaban ketika H-1 minggu sebelum acara Pasar Wiguna ini dilaksanakan" Ujar seorang informan (penjual) ketika diwawancarai pada Minggu, 29 Mei 2022 lalu.
Namun, untuk berjualan di Pasar Wiguna ini tenant-tenant harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang sudah ditetapkan oleh Tim Ambarukmo, sehingga kesempatan bagi para UMKM dianggap tidak merata ataupun seimbang. Tidak hanya itu, Pihak UMKM juga merasakan beberapa kendala diantaranya cuaca mengingat lokasi Pasar Wiguna sendiri berada di ruangan terbuka sehingga kondisi cuaca terkhususnya hujan sangat mempengaruhi kegiatan jual beli. Serta, masalah jarak juga menjadi tembok diakibatkan UMKM yang tergabung dalam Pasar Wiguna tidak hanya berasal dari dalam kota Yogyakarta saja, namun ada juga UMKM-UMKM yang berasal dari luar kota Yogyakarta seperti Bandung, Jakarta, dan lainnya.
"Kalau dari saya sendiri selaku pihak penjual yang menjadi masalah utama itu cuaca dan jarak sih, karena terkadang juga hujan jadi harus dengan segera menutup lapak dan masalah jarak juga mempengaruhi karena setahu saya beberapa UMKM disini gak hanya berasal dari Yogyakarta, ada yang dari Bandung sama Jakarta" Ujar seorang informan (penjual) ketika diwawancarai pada Minggu, 29 Mei 2022 lalu.
Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggung jawab (Freeman, 1984).
Jika dianalisis berdasarkan teori stakeholder, permasalahan utama dari Pasar Wiguna mengenai ketidaksetaraan kesempatan bagi tenant-tenant untuk berjualan disebabkan karena Tim PR Ambarukmo dianggap lebih dominan dalam menentukan UMKM mana saja yang dapat bergabung. Ada yang dengan mudahnya mengikuti berjualan di pasar wiguna, namun ada juga yang harus mengajukan dan menunggu jawaban dari pihak ambarukmo sendiri. Diharapkan adanya solusi berupa kesempatan yang sama bagi seluruh UMKM yang tergabung dalam Pasar Wiguna agar dapat berjualan dengan seimbang, serta diharapkan juga adanya perwakilan dari para UMKM yang ditujukan untuk bernegosiasi antara pihak Tim Ambarukmo dengan pihak UMKM sendiri dalam mengurus permasalahan tersebut.