Rendaman air akibat banjir terus menghantui masyarakat berbagai daerah di bumi khatulistiwa. Tidak terkecuali di daerah dengan pengasil nanas terbaik, Subang. Tepatnya di daerah Sukasari Pamanukan, ketinggian air mencapai kurang lebih 70 cm. Ditambah sudah 3 bulan terakhir warga harus mengungsi. Hal ini yang menyebabkan beberapa alumni salah satu SMPN di Sukamandi memberikan bantuan.
Daryono Iskandar menuturkan dengan tema yang simple yaitu "Sederhana Tapi Bermakna" kegiatan membantu sesama ini harus melalui 3 tahapan.Â
Hal pertama yang dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan pihak yang mengetahui kondisi lapangan. Lalu koordinasi lanjutan dengan aparat desa terkait dan yang terakhir berbincang tentang keluh kesah kepada mereka yang  terdampak banjir.Â
Dengan dana yang berasal dari kantong pribadi alumni SMPN 2 Sukamandi Tahun 1998, terdapat 2 RT yang terbantu yaitu RT 09 dan RT 10. Bantuan berupa nasi kotak dan air mineral pada 20 Februari 2021 lalu.
"Temanya simple "Sederhana Tapi Bermakna". Kegiatan bantu korban terdampak banjir yang ada di daerah Angasari, Sukasari Pamanukan dan itu juga sifatnya cuma sealakadarnya bisa bantu donasi nasi box aja yang mudah dan bisa langsung di konsumsi masyarakat yang terdampak banjir tersebut. yang dilakukan 1: koordinasi dengan pihak yang benar-benar tahu persis daerah mana aja yang belum mendapatkan bantuan. Yang kedua: setelah tahu daerahnya saya dan team koordinasi dengan perangkat desa tersebut bahwasanya saya dan team akan datang ke lokasi banjir dan yang ketiga: bertemu dengan perwakilan desa dan masyarakat di sana tanya jawab keluh kesah terdampak banjir itu sendiri." Ungkap Daryono Iskandar selaku Ketua Pelaksana Kegiatan.
"Kegiatan ini baru tahun ini karena ini paling parah banjirnya terakhir banjir 2014 dan total 130 box + air mineral 4 dus yang dibagikan. Desa tersebut yang dikeluhkan sekarang obat salep barang, kalau ingin donasi obat-obatannya mangga. Harapannya masyarakat yang terdampak banjir di desa Anggasari tersebut agar lebih diperhatikan oleh pihak pemerintah setempat mencari solusi yang terbaik agar musim hujan tahun depan tidak terkena banjir lagi. Harapan saya dan rekan-rekan mungkin sama seperti masyarakat, mudah-mudahan ke depannya semua masyarakat Subang dan sekitarnya bebas dari banjir." Pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H