Mohon tunggu...
Laura Loveliness
Laura Loveliness Mohon Tunggu... -

Kata-kata yang indah tidak selalu benar. Kata-kata yang benar tidak selalu indah. Orang tidak akan bisa mengubah kebenaran, tapi kebenaran bisa selalu mengubah kehidupan seseorang. ~Confucius~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyesal

22 September 2012   18:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:54 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangan terlalu cepat percaya kepada mulut manis.
Selalu berdoa dan mohon hikmat bijaksana dalam berteman.


**

MENYESAL


Ketika aku menjadi pendatang baru,
Di negeri asing ini.
Aku seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa.
Aku tidak tahu bagaimana kehidupan sosial disini.


Orang-orang menyambut kedatanganku dengan senang,
Orang-orang melimpahkan perhatian dan kebaikannya.
Orang-orang menawarkan diri untuk menjadi teman.
Orang-orang menelpon menyapa dan menanyakan keadaanku.
Orang-orang mengajakku dengan lembut bersekutu bersama.
Orang-orang mengajakku makan bersama sambil sharing.
Melimpah ruah perhatian dan kasih tertuju padaku.
Betapa baiknya orang-orang di tempat ini, pikirku


Ketika aku menjadi bagian di dalam kelompok orang-orang ini,
Aku belajar mengenal, mendengar dan berkata-kata yang serupa
Yaitu bahasa diplomatis yang dipakai oleh orang-orang ini.
Aku bertumbuh menjadi dewasa dan tahu banyak hal.
Aku melihat permainan sandiwara,
salah menyalahkan, hakim menghakimi.
Aku mendengar tentang sejarah kehidupan masa lalu orang-orang,
Aku mulai berkata-kata sama jahatnya seperti orang-orang ini.


Hati nuraniku mulai berteriak
Jiwaku mulai berontak
Perasaanku mulai bergolak
Suaraku mulai serak.


Aku menyesal bertemu dengan orang-orang ini
Aku menyesal mengenal mereka.
Aku menyesal ikut-ikutan berkata-kata jahat,
Aku menyesal menganggap mereka teman,
Aku menyesal mempercayai orang-orang ini,
Aku menyesal ….


**

Salam Loveliness
Hessen, 22-09-2012

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun