[caption caption="Dokumen Pribadi Thamrin Sonata"][/caption]Siang itu, beberapa hari yang lalu, saya kebetulan sedang memimpin rapat rutin di kantor tempat saya bekerja, ketika ponsel berdering.
“Bu Laura, bisa datang ke RM Tajuk gak sekarang? Penting!” suara Kang Nasir di telepon mengundang saya.
Kang Nasir adalah kompasianer yang kebetulan tinggal satu kota dengan saya. Beliaulah yang menginspirasi saya menjadi penulis di kompasiana ini dan aktif menulis hingga sekarang.
“Waduh, saya lagi ada rapat, Pak. Gak bisa kayanya. Ada apa sih, Pak Nasir?” tanya saya.
“Ini kita kedatangan kompasianer senior, Pak Thamrin Sonata. Beliau akan membukukan pemikiran-pemikiran saya...”
Wow! Pak Thamrin Sonata? Kompasianer senior? Sungguh sebuah kehormatan kalau saya bisa bertemu langsung dengan beliau. Saya banyak membaca dan mengagumi artikel-artikel beliau. Terutama artikelnya yang nangkring di kolom fiksiana.
Tapi, lagi-lagi karena schedulle yang sudah diagendakan tim sudah sangat mepet (Cieee.., cieee..), dengan sangat menyesal saya gak bisa memenuhi undangan itu. Sempat juga saya berandai-andai, kalau saja tubuh saya ini bisa dibagi dua, yang satu mimpin rapat, sementara yang lainnya memenuhi undangan.... Hehe, jadi horor dong.
Tapi pada intinya, saya sangat mendukung sekali penerbitan buku tentang Kang Nasir. Saya pernah menulis juga di kompasiana ini tentang siapa beliau ini. Baca deh. Di situ saya menulis tentang sosok hangat sisi humanisme seorang Kang Nasir. Tapi gara-gara disitu saya melampirkan foto di bawah ini, Kang Nasir ngambek. Sempat gak ngajak ngomong selama tiga hari. Uuh.. saya sangat menyesal sekali. Padahal niat saya cuma humor belaka.
[caption caption="Selera humor Kang Nasir sering mengundang gelak tawa kebahagiaan (Foto: Dokumen Pribadi)"]
RM Tajuk, tempat Pak Thamrin makan bersama sahabat-sahabat saya itu terletak tak jauh dari Pintu Tol Cilegon Barat. Jadi gampang sekali jika kompasianer ingin makan di tempat ini kalau sedang berkunjung ke Cilegon. Rumah makan ini unik, menunya sih biasa; makanan khas Banten. Tapi disainnya diciptakan untuk berdiskusi dengan santai. Mungkin karena pemiliknya adalah seorang akademisi yang punya nama di propinsi ini. Hehe... ngiklan dikiiit.
[caption caption="Suasana di RM Tajuk. Di sini pejabat negara, kalangan industri dan akademisi menikmati santapan kuliner khas Banten (Foto: Dokumen Pribadi)"]