[caption caption="Thieves and Liars (Image: peterdolving.bandicamp.com)"][/caption]
Siang yang berselimut mendung, seorang anak remaja dibabakbelur massa.
“Maling..! Maling..! Kamu maling..!”
Orang-orang ramai datang berkerumun, Ada apa? Apa yang dia curi?
“Dia mencuri kotak amal masjid. Anak setan! Iblis aja gak berani mencuri milik rumah Tuhan..!”
Bogem pun kembali menghujani wajah si remaja pencuri. Kasihan dia. Tubuhnya yang ceking menjadi bulan-bulanan massa. Dia pasrah, tak berupaya menangkis atau menghindar setiap pukulan atau tendangan yang dilayangkan di tubuhnya. Dari bibirnya yang sudah tak berbentuk, lebam dan penuh darah, sesekali keluar rintihan kesakitan.
Ini bukan berita. Ini persoalan kriminal kecil biasa. Media besar tak tertarik berita-berita model ginian.
Tapi, pencuri itu sudah berani mencuri di rumah Tuhan?
Sudahlah. Dia pasti lapar, dan tak tahu bagaimana lagi harus mencari uang untuk memenuhi rasa laparnya itu. Saya pikir Tuhan pun tak keberatan uangnya ‘dicuri’ oleh makhluknya yang sedang kelaparan.
Lantas, bagaimana dengan mereka yang tak lapar tapi masih berani mencuri di rumah Tuhan?
Lho, emang ada?