Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Asal Muasal Demo Taksi Anarkis] Amukan Si Angry Bird, Sanggupkah Melawan Perubahan?

24 Maret 2016   06:29 Diperbarui: 24 Maret 2016   16:44 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Gambar: jalantikus.com"][/caption]Tahukah anda, ketika anda membayar argo taksi konvensional, dalam tarif argo tersebut di samping anda harus membayar jasa angkutannya, di situ juga secara tidak langsung anda sebenarnya mesti menanggung biaya angsuran kredit taksi tersebut, gaji pegawai perusahaan taksinya, biaya operasional perusahaannya, dan sebagainya.

Berbeda ketika anda menggunakan taksi berbasis aplikasi, anda tidak dibebani biaya-biaya tersebut. Tak heran kalau naik angkutan online tarifnya jauh lebih murah. Menggunakan jasa taksi online pelanggan juga serasa naik mobil pribadi. Begitu sampai langsung turun. Praktis, gak pakai bayar-bayar tunai segala.

Ketika konsumen dihadapkan pada pilihan di atas, ya tentu saja akan memilih menggunakan angkutan berbasis aplikasi seperti Uber atau Gojek.

Senin (22/3) kemarin, ribuan sopir taksi turun ke jalan menentang keberadaan angkutan online. Demo memunculkan aksi anarkis dan bentrokan di sejumlah wilayah di Jakarta. Demo ricuh itu jelas mendapat tanggapan tidak simpatik dari masyarakat luas yang selama ini mendapatkan kenyamanan dan kemudahan serta tarif murah dengan keberadaan angkutan berbasis aplikasi.  

Kita tentu ikut prihatin dengan nasib para sopir taksi konvensional itu. Mereka mengeluh, utang dan setoran ke perusahaan terus bertambah. Padahal, uang yang dibawa pulang untuk makan anak-istri makin turun. Belum lagi jumlah pengemudi angkutan umum ini tidak sedikit, jumlahnya mencapai ratusan ribu dan semakin bertambah setiap tahunnya. Lantas, pada ke mana bos-bosnya? Mengapa mereka membiarkan pasarnya digerus para pelaku bisnis online, tanpa berupaya melakukan perubahan internal?

Nampaknya, untuk berubah manusia harus belajar dari makhluk purba. Teori evolusinya Darwin mengatakan, mereka yang mampu beradaptasi akan bertahan, yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan akan musnah. Amukan sopir taksi Blue Bird (yang diplesetkan netizen jadi Angry Bird) tidak membawa perubahan apapun. Hanya akan memperparah keadaan. Masyarakat yang tidak simpatik malah akan semakin mengejar jasa layanan online.

Pihak PT Blue Bird sendiri menegaskan perusahaannya tidak pernah memobilisasi pengemudi taksinya untuk berdemo bersama dengan Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD), Selasa kemarin itu.

Kalau anda penggemar film seri Mission Impossible, bantahan itu mirip dengan rekaman perintah bosnya agen si Ethan Hunt yang kira-kira bunyinya begini: “... sebentar lagi rekaman ini akan hancur .... jika kalian gagal atau tertangkap, negara menyangkal keberadaan misi ini...” Krkkrkkrk.... dan pemutar suara itu pun musnah terbakar.  

Nah, buat bos-bos taksi, untuk bertahan anda tak harus melawan, tapi berdamailah dengan perubahan itu sendiri. Kenapa sih anda gak nyoba bersimbiosis dengan pelaku bisnis jasa angkutan online itu. Misalnya, anda punya armada mereka punya aplikasi, kawinkan saja.... Ups! Saya sok tau ya... Tapi  dari pada anda musnah kayak dinosaurus, gak ada salahnya lho mencoba.

Betewe, bicara Angry Bird, di K ini juga ada sahabat kita yang cerdas dan foto profilnya pake gambar tokoh Angry Bird. Si Angry Bird ini punya kegemaran melawan segalanya. Hehe... Mas Angry, sekali-sekali yuk stop perdebatan yang menggunakan emosi negatif. Kita coba berdamai dengan yang lainnya di K ini dan berdamai dengan diri sendiri. Karena hidup jauh lebih indah dengan berdamai.

Ups! Saya sok tau lagi ya... Ampun, Angry Bird.... ampuuun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun