[caption caption="Fahri Hamzah by jiwenkartwork (www.imagala.com)"][/caption]
Heran deh, mengapa orang pada nyinyir dengan gaya bicaraku? Nyinyirlah pada mereka yang diam! Bukan salah bunda mengandung aku menjadi seperti ini. Toh aku tidak pernah mencuri.., toh aku bukan penggemar pustun seperti elit-elit di partaiku..
Agar kau tahu..
Lambe lambeku! Aku mau bilang Jokowi sinting kek, pemerintahannya gak becus kek, toh aku pake lambeku sendiri bukan lambemu. Masalah buat elo...?
Ya, karena ulah si sinting itu dalam kurun waktu satu tahun; 107 kapal ilegal fishing ditenggelemin, 14 orang bandar narkoba dihukum mati, mafia minyak yang bernama Petral dibekuin. Apa lagi ya yang akan dilakukan si sinting itu untuk negara ini?
Agar kau tau..
Sewaktu aku mati-matian membela Setya Novanto, sesungguhnya aku sedang membela kaum dhuafa. Dia terlampau miskin hingga harus ngemis-ngemis minta saham pada Freeport. Aku kasihan kepadanya, perutnya selalu lapar akan harta dunia.
Bukankah menolong orang miskin yang sedang kelaparan diperintahkan oleh agama manapun?
Agar kau tau..
Ada yang bilang, aku ikon PKS. Bukan Ustadz Tifatul, bukan Ustadz LHI, apalagi Ustad Sohibul. PKS adalah aku, aku adalah PKS. Aku primadona partai. Sikapku yang militan, meledak-ledak dan garang menginspirasi anak muda untuk memilih PKS. Ibu-ibu memilih PKS karena ada Fahri Hamzah yang tidak suka pustun.
Terbukti 2009 perolehan suara PKS mencapai 7,88% dari total perolehan suara nasional. Kalaupun merosot di 2014 menjadi 6,79% itu karena KPK bersama pemerintah berkonspirasi memberantas korupsi yang telah terbukti memiskinkan negara ini. Presiden partaiku saat itu kebetulan terlibat “Partai Korupsi Sapi” dan aku disuruh membela LHI. Karena aku yakin, aku jalani. Walaupun hari itu aku terpaksa tidak santun terhadap KPK.