Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Speaker

23 Juni 2016   20:11 Diperbarui: 23 Juni 2016   20:16 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: archive.kaskus.co.id

Siang itu, kesakralan bulan puasa di kampung Dukuh Tembong terusik. Pasalnya mbok Sayem melakukan aksi demo di depan masjid. Tentu saja aksi si mbok itu mengundang perhatian orang sekampung.

Mbok Sayem memprotes penggunaan speaker masjid yang dipakai tadarusan selama bulan Ramadan ini. Ia meminta agar qory yang mengaji tidak menggunakan speaker kalau sudah larut malam. Menurutnya, si Tole anaknya yang sedang sakit-sakitan semakin parah sakitnya gara-gara terganggu suara dari speaker itu.

Si mbok yang sehari-harinya berdagang sayur itu berteriak-teriak: “Tuhan tidak tuli! Bukan suara kerasmu yang sampai ke telinga Tuhanmu, melainkan takwamu!”

Tentu saja aksi mbok Sayem mengundang tanggapan orang-orang sekampung. Sebagian orang mencemoohnya: “Si tukang sayur itu belagu. Siapa elo berani larang-larang orang yang sedang ngaji. Dajal banget dia...”

“Iya, katanya sih agamanya aja dia gak jelas.”  

“Sungguh manusia yang tak bersyukur. Ayat-ayat yang dilantunkan qory di speaker itu kan petunjuk Tuhan agar dia selamat. Hanya setan yang terganggu oleh ayat-ayat itu...”

“Betul, betul. Atau jangan-jangan dia itu pemuja setan. Bisa jadi lho... biar dagang sayurnya laris.”

Tapi ada juga di antara warga kampung yang bersimpatik dengan aksi si mbok Sayem ini. “Mengaji atau membaca Alquran memang dianjurkan oleh agama. Tapi kalau sudah menimbulkan mudlarat pada yang lainnya, saya pikir keselamatan manusia jauh lebih penting. Lagian toh tak ada perintah mengaji harus menggunakan speaker. Sampe larut malam lagi...”

“Iya kasihan juga mbok Sayem. Anaknya sudah dua tahun sakit. Mungkin DKM harus bijak untuk tidak menggunakan speaker kalau sudah larut malam.”

Aksi mbok Sayem yang banyak menuai pro kontra itu bukan hanya menghebohkan warga kampung Dukuh Tembong saja, akan tetapi sampai juga ke telinga Bupati. 

Bupati pun merapatkan masalah ini bersama DPRD setempat. Rencananya agar tercipta ketenangan masyarakat dalam beribadah, pemerintah daerah akan membuat perda guna mengatur penggunaan speaker ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun