Kemana kah engkau, Sum? Kemana kah malaikat yang selalu dikirim Tuhan itu?
Sarkem mendengar pintu rumahnya yang reot dibuka seseorang.
“Sum, kamu kah itu?” suara Mbok Sarkem lirih karena menahan rasa sakitnya.
Orang yang masuk itu seorang anak muda. Wajahnya manis seperti kelinci. Dia hanya tersenyum. “Saya bukan Sum, Mbok.”
Anak muda itu berpakaian bagus dan bersih. Kulitnya putih sepertinya ia tak pernah terkena panas matahari. Mbok Sarkem menduga kalau anak muda ini anggota remaja mesjid yang biasa mengunjunginya.
“Saya dikirim untuk menjemput Mbok.”
“Mau dibawa kemana saya? Tidak! Saya tak mau pergi kemana-mana. Siapa kamu...?”
“Saya Izra’il, Mbok,” jawab anak muda itu.