Laut dalam adalah zona laut yang hampir belum tersentuh manusia. Semua disana gelap dan senyap. Bagaimana ikan dan makhluk lainnya dapat bertahan hidup di lautan selama ribuan bahkan jutaan tahun? Serta, kira-kira antara ikan yang hidup di laut dalam dengan ikan yang hidup di permukaan, mana yang hidup lebih tentram dan aman?
Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin akan bermunculan, khususnya untuk pertanyaan yang satu ini : Kira-kira, mana yang lebih aman untuk manusia jika manusia suatu saat ingin tinggal di lautan? Permukaan, laut dangkal, atau laut dalam?
Pada artikel ini, kita akan membahas hal tersebut dengan melihat bagaimana contoh ikan dan makhluk hidup lainnya. Artikel ini bertujuan agar pembaca dapat menemukan wawasan dan jawaban dari berbagaimacam pertanyaan terkait keberlangsungan hidup manusia di laut dengan membandingkan adaptasi apa saja yang diperlukan agar dapat mewujudkan bayangan tersebut.
Sudah bertahun-tahun lamanya manusia memikirkan bagaimana cara bertahan hidup di luar daratan, bahkan di luar bumi. Mulai dari lautan, udara, luar angkasa, bulan, dan sampai Mars, manusia memikirkan bagaimana jadinya saat manusia memerlukan daratan lebih untuk keberlangsungan hidupnya. Namun ada banyak sekali hal yang harus diperhatikan.
Pertana-tama, makhluk hidup memiliki struktur kehidupan yang amat kompleks dan bervariasi antar satu spesies dengan yang lainnya. Bahkan makhluk hidup yang spesiesnya sama pun selalu memiliki hal yang berbeda dengan sesama nya. Sekompleks itulah makhluk hidup, dan itu juga yang membuat makhluk hidup tidak bisa sembarangan hidup di mana saja tanpa adaptasi yang sesuai.
Dalam hal untuk hidup di lautan, kira-kira adaptasi apa yang akan manusia perlukan? Pertama-tama pastinya beberapa yang sudah jelas, yaitu, manusia tidak bisa bernapas dalam air tanpa alat bantu apapun. Kedua, sama seperti udara memiliki tekanan, air juga memiliki tekanan, bahkan, tekanan di bawah air daripada di bawah laut lebih berat jumlahnya, sehingga semakin dalam manusia masuk ke dalam laut, Â makin besar pula tekanan pada tubuh manusia, sehingga saat manusia berada terlalu dalam di lautan, pembuluh darahnya akan pecah karena menerima terlalu banyak tekanan. Akan ada dua zona laut disini berdasarkan kedalamannya, yang pertama zona pelagik yang cukup dangkal, serta zona laut dalam.
Jadi, antara dua zona tersebut, apakah permukaan dan laut dangkal lebih aman untuk ditinggali? Ternyata tidak juga, nyatanya ikan seperti tuna, harus memiliki bentuk adaptasi agar dapat hidup. Laut dangkal dan permukaan, merupakan daerah yang terkena sinar matahari, sehingga mata para pemangsa pun lebih jeli karena masih adanya cahaya. Jika manusia benar hidup di laut dangkal sampai sedang, manusia harus memiliki beberapa adaptasi, contohnya :
- Ikan-ikan di lautan zona pelagik memiliki kecepatan renang yang relatif tinggi, agar saat pemangsa dapat melihat mereka, mereka dapat berenang lebih cepat dari pemangsanga
- Ikan seperti tuna memiliki warna yang berbeda baik pada bagian atas maupun perutnya, dimana bagian atas dari badan ikan tuna berwarna lebih cerah untuk memantulkan cahaya, sedangkan perutnya berwana gelap, hal ini membuat pemangsa tidak dapat melihatnya dengan baik, karena cahaya terbias dengan cara yang unik
Jika manusia ingin tinggal di laut zona pelagik, maka manusia harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus bisa bergerak cepat, dan memiliki trik-trik seperti ikan tuna untuk mengurangi kemungkinan tertangkap oleh pemangsa. Kalau ada yang berpikir, 'toh pakai kapal selam', jangan salah. Kapal selam pun bisa jadi sasaran empuk organisme apapun jika dianggap mengganggu, mencurigakan, atau bisa saja secara tidak sengaja.
Nah, baru membicarakan laut dangkal saja rasanya sudah sangat sulit. Lalu bagaimana jika manusia mencoba tinggal di laut dalam? Pastinya dari uraian sebelumnya, teman-teman sudah langsung tau apa jawabannya :
- Untuk kita manusia, mamalia, dan makhluk hidup lain yang bernapas dengan paru-paru, sehebat apapun berenang, tidak akan dapat bertahan hidup di laut dalam yang memiliki tekanan yang ribuan kali lebih tinggi dari tekanan paru-paru kita. Saat berenang ke dalam, paru-paru kita tidak kuat untuk mendorong keluar, membuatnya gagal bekerja dan secara instan membunuh.
- Tekanan di laut dalam menuju dasar sangat tinggi, untuk teknologi kapal selam yang sekarang, masih belum bisa untuk memastikan keselamatan manusia di dalamnya sebesar 100%, karena ada kemungkinan kapal tersebut hancur karena tekanan air. Ingat, kapal selam adalah benda yang dibuat tertutup sepenuhnya, sehingga tidak perlu sampai seluruh badan kapal yang hancur baru bisa mematikan. Cukup sekadar lampu, kipas, atau baling-baling kapal yang hancur tertekan saja, bisa membuat kerusakan sampai dalam, membuat kebocoran dan langsung menghancurkan segala di dalamnya. Satu lubang kecil saja merupakan sesuatu yang lethal untuk kehidupan manusia di kapal selam laut dalam.
- Menurut teman-teman, kenapa dalam kasus kecelakaan mobil yang masuk ke dalam sungai atau laut, penumpangnya tidak bisa buka pintu mobil saja dan berenang ke atas? Itu karena saat sudah tenggelam sepenuhnya, apapun yang kita coba dorong ke luar seperti pintu mobil, massa nya akan bertambah ratusan kali lipat karena ditambah dengan massa air yang mengelilingi kita. Jika teman-teman ingat pelajaran tekanan hidrostatis, seperti itulah yang persis terjadi. Maka dari itu, semakin kita masuk jauh ke dalam air laut, sebesar itu juga lah tekanan yang kita dapatkan dari massa air.
Lalu, bagaimana makhluk hidup di laut dalam dapat bertahan hidup dengan tekanan air yang sangat tinggi? Kalau manusia ingin bisa hidup di laut dalam, manusia harus bisa memiliki kemampuan-kemampuan ini :
- Tidak bernapas dengan paru-paru, atau memiliki alat pernapasan yang sangat kuat, dapat bertahan
- Detak jantung, laju metabolisme, dan gerakan jauh lebih lambat dan kecil dibanding nilai optimal
- Memiliki struktur tulang, sendi, otot, dan protein yang membuat dirinya dapat bertahan dengan tekanan massa yang sangat tinggi.
- Dapat hidup tanpa keberadaannya cahaya sedikitpun