Mohon tunggu...
Laura Amelia Putri
Laura Amelia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Universitas Diponegoro

Mahasiswa Program Studi Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa UNDIP Manfaatkan Limbah Cair Kedelai Menjadi Nata De Soya

30 Agustus 2023   17:36 Diperbarui: 30 Agustus 2023   17:37 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Karangsari, Kendal - Dalam usaha berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan limbah dan menciptakan produk bernilai tinggi, Laura Amelia Putri, seorang mahasiswa yang telah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro, menginovasikan nata de soya menggunakan limbah cair kedelai. Terinspirasi oleh isu lingkungan dan potensi nutrisi yang terbuang, Laura menunjukkan inovasinya dengan memanfaatkan limbah produksi tempe UMKM Pak Suryadi di Kelurahan Karangsari.

Memanfaatkan Potensi Limbah Cair Kedelai

Limbah cair hasil produksi tempe seringkali dianggap sebagai sumber pencemaran lingkungan yang serius. Limbah ini mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang berpotensi merusak ekosistem sungai serta kesehatan manusia. Namun, Laura melihat peluang besar dalam limbah ini. Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa limbah cair tersebut masih kaya akan nutrisi, terutama protein (40 - 60%) dan karbohidrat (25 - 50%).

Proses Produksi Nata De Soya dari Limbah Cair Kedelai

Proses pembuatan nata de soya dari limbah cair kedelai dimulai dengan pemanfaatan koran sebagai penunjang pertumbuhan. Setelah koran disterilisasi dengan setrika, air rebusan kedelai ditakar dan direbus hingga mendidih. Kemudian, gula pasir, ZA food grade, dan cuka ditambahkan ke dalam rebusan kedelai untuk memberikan nutrisi dan mengatur tingkat keasaman.

Adonan soya yang telah diolah kemudian dituangkan ke dalam nampan yang dilapisi koran steril. Laura kemudian menambahkan kultur Acetobacter xylinum, bakteri yang berperan dalam pembentukan nata. Nampan ditutup dengan rapat, lalu ditempatkan di tempat yang terlindung dari serangga dan guncangan selama proses fermentasi yang berlangsung selama 7-10 hari.

Setelah periode fermentasi selesai, nata de soya siap dipanen. Langkah ini melibatkan pembersihan dan perendaman nata dalam air bersih selama satu hari, dengan penggantian air secara berkala. Nata yang telah diolah kemudian dapat dikonsumsi langsung atau diolah lebih lanjut dengan menambahkan air gula atau sirup untuk cita rasa yang lebih nikmat.

Mendorong Kesadaran Lingkungan Melalui Produk Bergizi

Inovasi yang dilakukan oleh Laura tidak hanya menciptakan produk bernutrisi tinggi dari limbah, tetapi turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dari dampak negatif limbah cair kedelai. Produk nata de soya yang dihasilkan merupakan hasil dari upaya melestarikan lingkungan serta mengurangi pemborosan sumber daya.

Dalam upaya memperkenalkan produk ini kepada masyarakat, Laura telah melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK RT 3 Kelurahan Karangsari. Melalui inovasi ini, Laura Amelia Putri telah memberikan inspirasi baru dalam pengelolaan limbah dan menciptakan produk bernilai dari apa yang sebelumnya dianggap sebagai sisa yang kurang berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun