Karangsari, Kendal - Dalam semangat untuk mengurangi pemborosan dan menciptakan produk pangan yang bernilai dari bahan-bahan yang sering terbuang, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro, Laura Amelia Putri, telah berhasil menciptakan inovasi abon kulit ari kedelai. Limbah kulit ari kedelai ini diperoleh dari UMKM tempe Pak Suryadi yang bergerak dalam produksi di Kelurahan Karangsari, Kendal.
Memanfaatkan Potensi Limbah untuk Produk Bernilai Tinggi
Limbah kulit ari kedelai sering dianggap sebagai sisa produksi yang tidak memiliki nilai. Namun, Laura memiliki pandangan yang berbeda. Dengan tekad untuk menciptakan solusi berkelanjutan, ia berinovasi untuk memanfaatkan limbah ini sebagai bahan baku untuk menciptakan produk pangan bernilai tinggi. Inovasi ini tak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menghasilkan produk yang bergizi.
Limbah kulit ari kedelai ternyata mengandung banyak nutrisi. Analisis komposisi berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kulit ari kedelai memiliki 17,98% protein kasar, 5,5% lemak kasar, dan 24,84% serat kasar. Dengan kandungan gizi yang signifikan, kulit ari kedelai dapat diolah menjadi produk yang bernutrisi.
Proses Pembuatan Abon Kulit Ari KedelaiÂ
Proses produksi abon kulit ari kedelai dimulai dengan langkah awal membersihkan kulit ari kedelai untuk menghilangkan kotoran. Setelah dicuci, kulit ari kedelai ditiriskan hingga kadar airnya tereduksi melalui penyaringan. Selanjutnya, kulit ari kedelai dikeringkan melalui proses penyangraian hingga mencapai konsistensi yang tepat.
Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, garam, gula merah, gula pasir, ketumbar bubuk, dan penyedap rasa kemudian dihaluskan dan ditumis hingga mengeluarkan aroma harum. Pada tahap ini, kulit ari kedelai yang telah dikeringkan ditambahkan ke dalam tumisan bumbu. Proses pemasakan berlanjut hingga abon kulit ari kedelai mencapai tingkat kematangan yang diinginkan, menghasilkan abon dengan warna kuning kecoklatan.
Memberdayakan Komunitas melalui Produk Inovatif
Produk inovatif ini tidak hanya berhasil memanfaatkan limbah kulit ari kedelai, tetapi juga menghasilkan makanan yang bermutu dan bernilai gizi. Dalam upaya memperkenalkan produk ini kepada masyarakat, Laura telah melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK RT 3 Kelurahan Karangsari. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengolahan limbah dan mengurangi pemborosan sumber daya.
Dengan menciptakan abon dari kulit ari kedelai, dapat diketahui bahwa kreativitas dan inovasi dapat mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi. Langkah ini sejalan dengan semangat pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan mendukung ketahanan pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H