Mohon tunggu...
Laudza Prasetyo
Laudza Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya adalah mahasiswa di salah satu PTKIN di Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

The Role of IoT, Big Data, and Cloud Computing in Transforming Enterprises

1 Desember 2024   06:54 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:28 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Role of IoT, Big Data, and Cloud Computing in Transforming Enterprises

Digitalisasi telah menjadi katalis utama transformasi bisnis di era Industri 4.0. Teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan tidak hanya merevolusi cara perusahaan beroperasi, tetapi juga menciptakan model bisnis baru yang lebih efisien dan berkelanjutan. Penelitian yang dilakukan oleh Kateryna Kraus, Nataliia Kraus, dan Oleksandr Manzhura (2021) dalam artikel mereka berjudul "Digitalization of Business Processes of Enterprises of the Ecosystem of Industry 4.0: Virtual-Real Aspect of Economic Growth Reserves" memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana digitalisasi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut laporan McKinsey Global Institute (2018), digitalisasi dapat meningkatkan produktivitas hingga 40% di berbagai sektor, dengan potensi penambahan nilai ekonomi sebesar $13 triliun pada tahun 2030. Di sisi lain, laporan IDC (2020) menunjukkan bahwa pengeluaran global untuk transformasi digital mencapai $1,3 triliun pada tahun 2019 dan diperkirakan meningkat 16,7% per tahun. Angka-angka ini menunjukkan bahwa digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis bagi perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar global.

Namun, meskipun manfaatnya jelas, tantangan digitalisasi tidak dapat diabaikan. Penelitian Kraus dkk. (2021) menyoroti bahwa keberhasilan implementasi digitalisasi sangat bergantung pada kesiapan teknologi, sumber daya manusia, dan kebijakan yang mendukung. Tanpa strategi yang matang, perusahaan dapat menghadapi risiko seperti ketidakefisienan, kegagalan integrasi teknologi, dan bahkan kehilangan daya saing. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami dinamika digitalisasi secara mendalam dan merancang strategi yang dapat memaksimalkan potensi teknologi ini.

***

Penelitian Kateryna Kraus dan tim (2021) memberikan panduan strategis tentang bagaimana digitalisasi dapat diterapkan secara efektif dalam ekosistem bisnis di era Industri 4.0. Salah satu aspek utama yang dibahas adalah integrasi teknologi virtual dan real-time, yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional. Misalnya, teknologi IoT digunakan untuk memantau proses produksi secara otomatis, mengurangi waktu henti mesin hingga 25%, sebagaimana dilaporkan oleh laporan Deloitte (2020). Penerapan teknologi semacam ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga meningkatkan kualitas produk melalui analisis data secara real-time.

Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya big data sebagai komponen utama digitalisasi. Dengan memanfaatkan big data, perusahaan dapat mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih akurat. Misalnya, analisis big data dalam sektor ritel telah meningkatkan penjualan sebesar 8% melalui personalisasi penawaran dan prediksi tren pelanggan (IBM, 2019). Penulis menekankan bahwa kemampuan untuk mengelola data dalam skala besar menjadi pembeda utama antara perusahaan yang sukses dan yang tertinggal dalam persaingan global.

Selain itu, teknologi cloud computing juga menjadi sorotan dalam artikel ini. Cloud memungkinkan perusahaan untuk mengakses sumber daya komputasi secara fleksibel dan efisien, sehingga mendukung kolaborasi lintas tim dan lokasi. Menurut Gartner (2021), adopsi cloud computing telah meningkat 23% pada tahun 2020, dengan proyeksi pengeluaran global mencapai $332 miliar pada tahun 2022. Penelitian Kraus dkk. menunjukkan bahwa teknologi ini tidak hanya menurunkan biaya infrastruktur IT, tetapi juga mempercepat transformasi digital dengan memungkinkan integrasi yang mulus antara berbagai sistem bisnis.

Namun, tantangan dalam implementasi digitalisasi tidak dapat diabaikan. Penulis menyoroti bahwa banyak perusahaan menghadapi hambatan dalam bentuk resistensi terhadap perubahan, kurangnya keterampilan digital, dan biaya awal yang tinggi. Survei World Economic Forum (2020) mengungkapkan bahwa 38% perusahaan di dunia masih belum memiliki strategi digitalisasi yang jelas, yang menunjukkan perlunya investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk memastikan keberhasilan transformasi digital.

Dengan memahami manfaat dan tantangan ini, penelitian Kraus dkk. memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi perusahaan untuk memanfaatkan digitalisasi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Artikel ini menggarisbawahi bahwa keberhasilan digitalisasi membutuhkan kombinasi strategi teknologi, pengelolaan perubahan, dan dukungan kebijakan yang selaras dengan kebutuhan industri di era modern.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun