Mohon tunggu...
Laudza Aflaha
Laudza Aflaha Mohon Tunggu... -

private

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kertas dan Pendidikan

18 Mei 2011   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kemajuan teknologi yang begitu pesat juga memberikan kemajuan dan kemudahan bagi berbagai bidang kehidupan, salah satunya bidang informasi dan pendidikan. Informasi baik yang berupa ilmu pengetahuan maupun sekedar informasi keadaan/situasi terupdate (berita) mengalami transformasi dalam penyampaiannya, mulai dari surat kabar—radio—televisi—internet dan entah apa lagi nantinya.

Khusus untuk informasi yang disampaikan dengan media cetak seperti buku-koran-laporan- artikel cetak maupun bentuk print-out lainnya tentu menggunakan kertas sebagai media dan kertas inipun diperoleh dari proses pengolahan yang bahan dasarnya diambil dari alam yaitu kayu. Kayu yang dimanfaatkan dalam proses produksi kertas diambil dari hutan produksi/khusus, akan tetapi apakah benar hanya diambil dari hutan produksi??? Jika anda mengetikkan kata kunci “hutan danpabrik kertas” pada search engine google atau yahoo maka anda akan mendapat data dan informasi mengejutkan betapa rusaknya hutan alam dikarenakan sebagian pabrik kertas yang tidak bertanggung jawab.

Dalam proses pendiddikan formal di negara kita. Kebutuhan akan buku (baca:kertas) akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan seseorang. Ketika masih berada di Taman Kanak-Kanak hanya dibutuhkan beberapa buku dalam proses belajar.

lanjut ke Sekolah Dasar jumlah buku yang dibutuhkan baik buku tulis dan buku panduan materi pelajaran semakin bertambah jumlahnya seiring dengan semakin bertambahnya Mata Pelajaran yang dipelajari.

lanjut ke SMA penggunaan kertas makin tinggi dibanding ketika SMP, dan hal yang samapun terjadi hingga jenjang pendidikan Perguruan Tinggi, semakin banyak kertas yang digunakan untuk buku catatan, buku panduan, fotocopy, print artikel, handout materi, laporan pratikum/tugas,Tugas Akhir dan lain sebagainya tergantung kebutuhan jurusan masing2.

Karena sekarang saya sedang berada pada posisi mahasiswa maka saya tertarik fokus membahas penggunaan kertas pada Tugas Akhir/Skripsi di perguruan tinggi. Proses pendidikanDi perguruan tinggi yang saya jalani sekarang mungkin memiliki kesamaan dengan berbagai perguruan tinggi lainnya di indonesia dalam proses aturan penulisan skripsi/tugas akhir. Aturan penulisan secara umum yg digunakan dalam penulisan tugas akhir baik selama proses pengerjaan hingga tugas akhir dinyatakan fix/lulus/selesai adalah sebagai berikut

1.Menggunakan Kertas A4 (21x29,7cm)

2.Batas tepi margin kiri-kanan-atas-bawah 3cm

3.Huruf Times New Roman 12pt

4.Spasi 2

5.Penggunaan Tab untuk sub-sub bab (bullets, numbering, multilevel list)

6.Dan Harus Di Print

7.dst…

Aturan implisit lainnya

1.Setiap mahasiswa diberi satu atau lebih dosen pembimbing dalam menyusun skripsi, sehingga jumlah laporan yang harus diprint adalah sejumlah dosen pembimbing

2.Setiap koreksi yang dilakukan terhadap laporan skripsi harus diperbaiki dan tentunya harus dicetak ulang dan akan dicek kembali ketika menemui dosen pembimbing nanti kedepannya.

3.dll…..

Dari aturan umum penulisan tersebut saya menyimpulkan bahwa terjadi pemborosan dalam penggunaan kertas. Jika anda mengatur “page layout” ms.word anda dan menggunakan aturan tersebut maka anda hanya akan mendapatkan 24 baris untuk berkarya, hanya mendapatkan beberapa kata setiap barisnya itupun jika tidak terdapat “tab” atau “bullets” atau”numbering”atau “mutilevel list”.

mengapa batas margin dan spasinya tidak diperkecil sehingga kertas yang digunakan semakin hemat!!. Tidak hanya sampai disitu, proses print dilakukan berkali-kali karena selalu dicetak kembali setiap ada perubahan dalam laporan skripsi ketika bimbingan dengan dosen pembimbing/pengampuh, terkadang saya harus mencetak ulang hanya karena kesalahan spasi/tanda baca, bukankah ini bisa dilakukan di akhir bimbingan,ketika skripsi dinyatakan fix/selesai. Terkadang kesalahan pada suatu halaman saja yang harus diperbaiki menyebabkan perubahan pada halaman-halaman selanjutnya dibanding laporan sebelumnya sehingga halaman yang tadinya tidak perlu dicetak lagi harus dicetak ulang kembali akibat perubahan nomor halaman.

padahal proses Ini berlaku untuk setiap mahasiswa, bayangkan jika ada ribuan bahkan jutaan mahasiswa?? Berapa banyak hutan yang harus kita tebang lagi??. Terkadang hati saya risih melihat fenomena ini. mengapa aturan penulisan tersebut tidak disederhanakan kembali sehingga penghematan penggunaan kertas, bukankah penyusunan skripsi tidak selesai dengan sekali pengerjaan, butuh beberapa kali pengerjaan, butuh beberapa kali pencetakan laporan hingga laporan dinyatakan selesai/fix. Mengapa spasinya tidak 1pt saja?. Mengapa batas tepinya tidak 1cm atau 1,5cm saja. Mengapa aturan tersebut tidak cukup diterapkan hanya pada laporan skripsi yang sudah dinyatakan selesai yang tidak perlu diedit kembali. Apakah hanya karena alasan agar tampak indah atau enak dibaca saja saat proses bimbingan pengerjaan skripsi??? Cukup sering saya melihat di meja belajar kakak-kakak tingkat yang sudah wisuda/tamat tertumpuk hampir 1 rim laporan skripsi selama bimbingan yang tidak dapat digunakan sama sekali.

Melalui tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan penilaian subjektif saya, saya tidak ingin mahasiswa berteriak “Go To Green” dengan lantang tapi mereka kecolongan dalam aplikasinya. Mungkin saja aturan yang dibuat Universitas dalam penyusunan Tugas Kuliah ataupun Tugas Akhir menggunakan pertimbangan tertentu, pertimbangan yang belum saya ketahui. Jika apa yang saya sampaikan merupakan sesuatu kekeliruan maka saya mohon maaf dan semoga ada yang bisa meluruskannya, akan tetapi jika yang saya sampaikan adalah benar adanya semoga kita bisa mencintai bumi yang semakin lemah ini dan semoga kita tidak tergolong orang-orang yang boros, karena kata orang boros itu saudara setan. Jika sekarang kita boros kertas HVS, mungkin esok atau lusa kita akan boros menggunakan Uang Negara... :) :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun