Mohon tunggu...
Humaniora

Mimpi Buruk Mengenai Hal yang Tidak-tidak Terhadap Buah Hati

28 Maret 2017   17:08 Diperbarui: 29 November 2017   22:09 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman dulu maupun zaman yang sekarang dan yang modern ini semua orang tidak terlepas dari yang namanya mimpi. Seperti mimpi itu ada mimpi buruk, baik, menyenangkan, membahagiakan maupun menyedihkan. Cara agar kita bermimpi baik yaitu hendaknya kita sebelum tidur dianjurkan untuk berwudhu telebih dahulu kemudian sebelum tidur tidak lupa untuk berdo’a. Suri tauladan kita juga mencontohkan serta mengajarkan setiap umatnya untuk melaksanakan sunah-sunahnya terlebih lagi tentang yang namanya berwudhu dan berdo’a sebelum tidur.

Kali ini ada sedikit artikel mengenai artikel yang saya buat yang berjudul Mimpi Buruk Mengenai Hal Yang Tidak-Tidak Terhadap Buah Hati. Namanya orang tua pasti ada kesalahan serta mempunyai kesalahan yang telah diperbuatnya kepada si anak. Contohnya ketika orang tua ingin mengajarkan sesuatu kepada si anak kemudian si anak tidak menuruti perkataan orang tua, orang tua langsung dengan tidak sengaja meluapkan emosi kepada si anak. Nah dari kesalahan orang tua itu, anak malah akan semakin takut, tertekan melihat sikap orang tua yang omongan orang tua telah lontarkan ucapannya kepada si anak. 

Dari situ muncul lah kesalahan orang tua yang menyebabkan dan mengakibatkan orang tua punya kesalahan terhadap si anak kemudian timbul lah suatu mimpi yang orang tua telah perbuat kesalahan kepada si anak. Walaupun orang tua sudah meminta maaf kepada si anak dengan cara mengasihi serta menyayangi si anak dengan penuh kasih sayang secara lembut  jelasnya orang tua pasti punya rasa bersalah kepada si anak, punya rasa penyesalan kepada si anak kenapa orang tua telah melakukan hal seperti itu kepada si anak. Seharusnya orang tua mengerti, sadar akan perbuatan yang telah dilakukan kepada si anak bahwa anak itu rentan dengan egosentrinya yang tidak bisa dikendalikan dan menginginkan apa yang telah diinginkannya, serta keinginannya ingin dipenuhinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun