Mohon tunggu...
Humaniora

Ketika Anak Melakukan Kesalahan, Sikap Bunda Maupun Ayah Hendaknya Harus Bagaimana?

13 Maret 2017   17:48 Diperbarui: 29 November 2017   21:50 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika anak melakukan sebuah kesalahan atau kecerobohan, bunda maupun  ayah hendaknya janganlah memarahi ataupun menghukumnya. Sebab apa, anak kalau sudah terkena amarah bunda maupun ayah anak akan cepat malah mengelunjak. Maksudnya apa, anak akan mudah tidak akan mendengarkan perkataan bunda maupun ayah. Tidak hanya itu anak juga akan mengingat kesalahan bunda maupun ayah kenapa waktu kecil bunda maupun ayah memarahinya dan menghukumnya. Pemikiran anak sangat tajam, anak terus akan mengingat sifat buruk yang telah bunda atau ayah lakukan terhadap si anak ketika waktu kecil, pemikiran anak waktu kecil akan dibawah sampai dewasa dan akan diingat selalu. Otak anak rentan dan sensitif akan perlakuan hal-hal buruk maupun baik yang akan disampaikannya. 

Anak akan menyerapnya sampai tumbuh dewasa walupun dalam waktu cukup lama kejadian yang telah dialaminya waktu kecil. Sebagai contoh : memasuki usia tiga tahun, biasanya anak mulai ingin mengetahui penyebab sesuatu, sehingga anak sering merusak atau menumpahkan sesuatu dengan sengaja. Dalam benak anak, ingin mengetahui mengapa sesuatu hal bisa terjadi. Misalnya, apa penyebabnya air keluar saat botol dibalik? “jangan ditumpah-tumpahin begitu dong, sayang?” tegur bunda setengah kesal kepada si anak yang tengah asyik memainkan sebotol baby oil sambil menumpah-numpahkan isinya. 

Teguran tersebut tidak mempan. Si anak tetap meneruskan aksinya hingga isi botol nyaris habis. Bunda juga harus mencontohkan kepada si anak cara penggunaan yang benar agar si anak mengetahui dan mengerti. “Oh, kamu mau pakai ini nak? Bukan begitu nak, cara menggunakannya. Tapi, dioleskan ke tubuhmu seperti ini,”. Sang bunda mencontohkan cara penggunanannya yang benar kepada si anak.

Kegemaran yang satu ini merupakan hal yang wajar yang dilakukan anak berusia 1-3 tahun. Jadi saat anak dapat melakukkanya, bunda tidak perlu heboh. Tanggapilah sikap yang wajar dan tanpa harus berlebihan sebab masa anak-anak itu masa yang labil yang belum dimengerti oleh anak kecil maupun anak-anak yang belum mengerti maupun mengetahuinya. 

Kemudian ada beberapa hal yang menyebabkan anak senang menumpah-numpahkan isi botol. Aktivitas menumpah-numpahkan isi botol ini terkait dengan tahap perkembangan kognisi, emosi dan motorik anak. Hal itu juga yang menyebabkan orang tua harus bersedia memahami alasan si anak dan bersabar melakukan hal tersebut agar bunda dan ayah memberi arahan secara tepat kepada si anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun