Kerajaan Majapahit, yang berdiri dari abad ke-13 hingga ke-15, dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Nusantara. Selain terkenal dengan kejayaan politik, ekonomi, dan budaya, Majapahit juga diingat karena toleransi antar agamanya yang tinggi. Hal ini membuat masyarakat yang beragam keyakinan hidup rukun di bawah pemerintahannya.Â
A. Keberagaman Agama di MajapahitÂ
Majapahit adalah kerajaan yang multikultural dan multireligius. Dua agama utama di kerajaan ini adalah Hindu dan Buddha, tetapi masyarakat juga mempraktikkan kepercayaan lokal seperti animisme. Raja-raja Majapahit, seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada, dikenal mendukung semua agama tanpa memaksakan salah satu kepercayaan. Â
Agama Hindu dan Buddha memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Majapahit. Â Hindu memiliki pengaruh besar, terlihat dari banyaknya candi dan prasasti yang menggambarkan ajarannya. Agama Buddha, terutama aliran Mahayana, juga berkembang di masyarakat. Meski ada dua agama besar ini, keduanya hidup berdampingan tanpa konflik. Kerajaan memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk memilih keyakinan mereka. Â
B. Toleransi di Majapahit Â
Toleransi agama di Majapahit tercermin dalam sikap para pemimpin dan masyarakatnya. Gajah Mada, misalnya, tidak memandang perbedaan agama sebagai hambatan, melainkan lebih menekankan persatuan kerajaan. Kebijakan ini membuat masyarakat bisa hidup harmonis dan saling menghormati. Â
Selain itu, sikap terbuka terhadap berbagai agama juga menciptakan lingkungan yang stabil. Harmoni ini membuat Majapahit menjadi salah satu contoh toleransi agama yang berhasil di masa lalu.Â
C. Pengaruh Toleransi pada Kebudayaan Â
Toleransi di Majapahit memperkaya seni, sastra, dan arsitekturnya. Banyak candi seperti Candi Penataran (Hindu) dan Candi Singosari (Buddha) menjadi bukti nyata kerukunan antaragama. Dalam sastra, karya seperti "Kakawin Arjuna Wiwaha" memadukan ajaran Hindu-Buddha dengan nilai-nilai lokal. Â
Kebudayaan Majapahit menjadi cerminan bagaimana keberagaman agama dan kepercayaan dapat hidup berdampingan dan saling memengaruhi secara positif. Â
D. Islam Pada Era Kerajaan Majapahit