Mohon tunggu...
Latiyas Ubaningrum
Latiyas Ubaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memudarnya Rasa Nasionalisme di Generasi Muda Indonesia

16 Juli 2021   12:33 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:19 3302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Nasionalisme merupakan suatu ajaran atau paham untuk mencintai bangsa dan negaranya sendiri (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Nasionalisme juga memiliki arti lainnya yaitu suatu kesadaran  keanggotaan suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu sendiri (Nur dalam Yatim, 1994: 684). Artinya, setiap warga negara Indonesia haruslah memiliki kesamaan dalam cita-cita dan tujuan. Oleh karena itu, sikap nasionalisme harus ditanamkan dan dibentuk dalam diri generasi penerus bangsa sedini mungkin.
Sadikin (2008: 18) menyatakan sikap nasionalisme adalah sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat dalam sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan ataupun kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesetaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Adapun sikap nasionalisme memiliki ciri-ciri, yaitu rela berkorban, cinta tanah air, menjunjung tinggi bangsa Indonesia, persatuan dan kesatuan, patuh terhadap peraturan, disiplin, berani dan jujur, serta bekerja keras (Dahlan, 2007: 51). Namun, seiring perkembangan zaman, saat ini rasa nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia kian memudar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya arus globalisasi yang mulai meluas di berbagai kalangan. Maka, hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai sikap pemuda dalam memaknai hal- hal penting di Indonesia.
Contoh sederhana yang menggambarkan bagaimana kecilnya rasa nasionalisme para pemuda, yaitu pada saat upacara bendera masih banyak pemuda yang tidak memaknai dengan benar arti upacara tersebut. Padahal, upacara merupakan salah satu wadah untuk menghormati dan menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang dengan keras membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan. Namun, para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga tidak mengikuti upacara dengan khidmat. Selain itu, pada hari-hari besar nasional, seperti Hari Kemerdekaan, Sumpah Pemuda, Hari Kartini, Hari Pendidikan Nasional, Hari Pancasila, para pemuda hanya mengartikannya sebagai momen peringatan dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri mereka.
Di kalangan pelajar juga sangat menonjol tawuran antar pelajar yang kadang kala memakan korban, baik nyawa dari pelajar itu sendiri maupun orang lain yang berada di sekitar lokasi tersebut. Generasi muda sekarang juga cenderung meniru budaya luar yang jauh berbeda perbandingannya dengan  adat dan istiadat bangsa kita, seperti gaya rambut, cara berpakaian, gaya berbicara, dan lain-lain. Mereka lebih tertarik menggunakan produk buatan luar negeri, karena mereka merasa bahwa produk lokal tidak mengikuti perkembangan zaman. Berarti hal ini menandakan bahwa semakin menipisnya rasa persatuan antar sesama pelajar yang mengarah pada lunturnya rasa nasionalisme.
Faktor utama dari memudarnya rasa nasionalisme generasi penerus bangsa ini, terutama disebabkan oleh contoh yang salah dan kurangnya didikan dari generasi sebelumnya yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan golongan, bangsa, dan negara. Berbagai faktor lainnya, yaitu sikap keluarga dan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme, banyaknya kasus korupsi, sistem pemerintahan yang jauh dari harapan para pemuda membuat generasi muda kecewa terhadap kinerja pemerintah saat ini, sikap etnosentris yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, tertinggalnya bangsa Indonesia di berbagai aspek membuat mereka tidak bangga menjadi bagian dari Indonesia, serta paham individualisme budaya barat yang mengikis rasa kebersamaan dalam bermasyarakat (Yanni Emrita, Menumbuhkan Nasionalisme, 2014: 6-7). Berbagai pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak pada rasa nasionalisme generasi muda. Akan tetapi, apabila dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan rasa nasionalisme terhadap bangsa akan semakin berkurang atau bahkan menghilang. Maka dari itu, perlu adanya upaya menumbuhkan kembali sikap nasionalisme di kalangan pemuda.
Dikutip dari artikel Ganto. Co pada 14 Desember 2019, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D., dalam acara Wisuda ke-117 di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP) menjelaskan bahwa ada empat strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Pertama, menguatkan kembali rasa nasionalisme di level pendidikan formal. Nilai-nilai pancasila wajib diberikan dan diamalkan pada semua level pendidikan formal dengan tepat. Kedua, pengetahuan tentang sejarah pahlawan kemerdekaan Indonesia diajarkan kembali pada peserta didik diberbagai jenjang pendidikan formal. Yang diharapkan bahwa generasi muda dapat mengetahui dan memahami betapa besarnya jasa para pahlawan kemerdekaan untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang berdaulat.
Ketiga, diterapkannya pendidikan karakter yang dilakukan oleh KH. Dewantara. Pendidikan karakter tersebut menitik beratkan religi, kebudayaan, dan sains dalam upaya memperluas budi pekerti serta kemanusiaan. Dan yang terakhir, yaitu pendekatan budaya popular. Seperti menyelipkan unsur-unsur nasionalisme ke dalam berbagai kegiatan pendidikan.
Setelah melihat berbagai hal diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa memudarnya rasa nasionalisme pemuda Indonesia akan berdampak fatal. Dimana hal itu dapat mengakibatkan moral generasi muda Indonesia menjadi rusak dan menjadi ancaman yang menghancurkan bangsa Indonesia. Nasionalisme sangatlah diperlukan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu, pentingnya penanaman sikap nasionalisme sedini mungkin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun