Mohon tunggu...
Latip 28
Latip 28 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lelaki yang belajar untuk menjadi ayah, juga suami

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tetanggaku, Saudaraku

3 Desember 2011   14:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa hari ini pompa air di rumah kami berdenging, berisik sekali. Siap-siap hanya akan mendengar bunyi pompa air ketika menyalakannya, "itu lahernya rusak mas, bongkar aja terus bawa ke tukang servis". Kata tetangga sebelah beberapa hari yang lalu.

Saya hanya mengiyakan, namun tak kunjung dibetulkan karena satu dan lain hal. Dan kemarin sore, kami kembali bertemu ketika saya membuka pagar rumah sepulang kerja, tetangga sebelah kembali bertanya, "belum dibenerin jetpump-nya?"

"belum pak, kemarin sempat telepon tukang servis, katanya di suruh bawa ke sana (ke toko). Punya kunci inggris pak, buat membuka?" Malu, mungkin tetangga sebelah kebagian suaranya juga, maklum rumah kami hanya berbataskan tembok, khas perumahan kecil di Ibu kota tercinta.

"Kalo jetpump ga bisa pake kunci inggris, tapi saya punya alatnya."

Keesokan harinya, langsung saya lihat jetpump. 'Bagaimana membukanya? Mana yang harus saya lepas dulu?' begitu kira-kira yang ada dipikiran saya. Bener-bener tak ada gambaran,sangat asing bagi saya.

Sempat berpikir ulang untuk meminjam alat, atau memanggil tukang saja, tapi saya ingat. Hahaha benar-benar pilihan yang sulit, terlebih kemarin sudah bilang ke tetangga sebelah, "besok pagi saya pinjam alatnya ya pak".

Dan akhirnya, dengan modal nekat saya pilih untuk meminjam alat-alat itu. Tak disangka, tetangga sebelah ikut masuk ke rumah. Hahaha... mungkin bapak sebelah tidak yakin saya bisa membukanya. Dan benar saja, alat yang saya pinjam tak berfungsi banyak. Walhasil, tetangga sebelah bolak-balik ke rumahnya dan kembali dengan membawa alat-alat yang sungguh asing bagiku. Saya sempat bingung, wah banyak juga koleksi alatnya.

"bapak beli langsung semua atau satu-satu ketika butuh?"

"ini beli satu set mas, ada juga yang bawaan mesin. Ini contohnya." katanya sembari menyodorkan kunci-kunci dengan berbagai ukuran.

Dan jujur, kali ini saya hanya melihat, namun merasa beruntung karena belajar banyak tentang satu mesin yang (awalnya) sangat asing. Ada banyak pelajaran yang dapat saya petik di sini. Bukan hanya soal mesin yang bernama pompa air, lebih dari itu.  Ternyata benar, tetangga adalah saudara paling dekat dengan kita.

Ketika kita membutuhkan bantuan, mereka akan segera mengulurkan tangannya, tanpa melihat latar belakang kita. Tanpa melihat suku, ras dan agama. Tanpa melihat profesi dan keahlian kita. Benar-benar seperti saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun