Mohon tunggu...
Latif Kusuma
Latif Kusuma Mohon Tunggu... -

Senang pertanian walaupun bukan petani beneran. Suka kehijauan dan suasana adem.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompos

8 November 2015   00:49 Diperbarui: 8 November 2015   00:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Adalah bahan organik yang bisa dipakai untuk pupuk

Kompos bisa dibuat dari sampah rumah tangga atau industri asalkan dari bahan non plastik non kimia. Artinya sampah yang berasal dari bahan tumbuhan dan hewan bisa dijadikan kompos.

Sampah akan dipecah oleh bakteri, jamur (fungus) dan cacing menjadi kompos dalam waktu seminggu atau sebulan, tergantung dari metode yang kita pakai.

Kalau sampah dipotong potong, dan rajin membolak baliknya, maka proses menjadi kompos sangat cepat. Membolak balik sampah berarti menyediakan oksigen, sehingga bakteri, fungus dan cacing cepat menguraikan sampah.

Kompos sangat kaya nutrien, sehingga cocok untuk pupuk, meningkatkan kualitas fisik tanah (soil conditioner), menambah humus tanah, dan bahkan pesticide alami.

Yook, bantu pemerintah dengan menjadikan sampah sebagai kompos.

)Sumber foto : https://en.wikipedia.org/wiki/Compost#/media/File:Compost_site_germany.JPG

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun