Mohon tunggu...
Latifatuz Zahro
Latifatuz Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir di Magelang 21 Desember 2003. Belum menikah. Anak ke-tiga dari tiga bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cegah Pendaki Tanpa Pembekalan! FK-WAMA UIN Salatiga Adakan Diksar di Gunung Giyanti

12 Desember 2024   00:15 Diperbarui: 12 Desember 2024   05:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FK-WAMA: Diksar GAMMA UIN Salatiga Gunung Giyanti Magelang (8/12/24)

Magelang- Menyadari banyaknya kejadian seorang pendaki yang harus merenggang nyawa ketika melakukan pendakian, FK-WAMA UIN Salatiga mengadakan acara Diksar yang digelar di Gunung Giyanti. Hal ini dilakukan guna meminimalkan bertambahnya korban pendaki yang tidak memiliki bekal. Tak jarang, kejadian ini banyak disebabkan karena kurangnya pengalaman, pemahaman, ilmu, dan pembekalan untuk melakukan pendakian itu sendiri.
Acara ini telah menjadi acara tahunan yang dibuka untuk kalangan umum, tahun ini digelar pada tanggal 7-8 Desember di Gunung Giyanti. Terdapat beberapa pos pada rute pendakian dengan pemateri pada masing-masing posnya. Namun sekarang jadwal atau urutan ini dapat berubah secara kondisional. Mengingat acara Diksar tahun-tahun sebelumnya yang tidak sedikit membuat para peserta Diksar pingsan. Pemateri biasanya diambil dari para alumnus UIN Salatiga, tapi juga tidak jarang untuk mengundang badan-badan yang berhubungan seperti tim SAR.
"Ya kemungkinan. Karena semua rundown sifatnya kondisional. Aku yang bikin ideologis itu waktu dulu jadi ketua GAMMA (Great Adventure Mahasiswa Magelang), karena keselamatan adalah hal utama. Dulu banyak yang sampai pingsan. Maka Aku ubah versi Diksar GAMMA seperti itu," jelas Musyafa' (25) salah satu pemateri Diksar FK-WAMA UIN Salatiga.
Kebijakan yang telah diterapkan merubah banyak pada acara tahunan ini. Jika dulu biasanya semua puncak gunung dilewati, sekarang hanya secukupnya saja.  Misalnya memilih objek Gunung Giyanti sebagai tujuan, maka ketiga puncaknya akan dilewati. Dengan begitu acara Diksar bisa sampai 3 hari 3 malam.
"Generasi sekarang itu beda dengan dulu. Kalo jamanku 3 gunung itu pasti dilewati semua, Diksarnya 3 hari 3 malam. Kalo sekarang fasilitas udah banyak, jadi dibuat efisien tapi tidak lupa dengan dasar-dasarnya. Dulu naik gunung mempertaruhkan nyawa, sekarang hanya sekadar wisata," tambahnya.
Materi yang diberikan pada acara ini diantaranya:
1.Kegammaan, berisikan dasar-dasar organisasi itu sendiri yang meliputi sejarah, visi, misi dan lain-lain.
2.Packing (mengemas), berisikan kebutuhan yang harus dipersiapkan, memilah dan memilih bahan logistik dan keperluan yang harus dibawa, dan cara menyusun packing agar lebih efisien ketika dibutuhkan.
3.Bivak, berisikan bagaimana cara untuk membuat perlindungan darurat sementara di alam bebas.
4.Hipothermia, berisikan tentang penjelasan keadaan penurunan suhu tubuh secara drastis, bagaimana pencegahannya, dan cara mengatasinya.
Puncak dari Diksar FK-WAMA ini ketika malam hari, di mana semua yang mengikuti acara Diksar berkumpul bersama dan menghidupkan api unggun untuk menyelesaikan materi keempat yang dilanjutkan dengan sharing-sharing pengalaman, dan pengetahuan. Acara puncak ini sering dikenal dengan sebutan MAKRAB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun