Mohon tunggu...
Latifatul muniroh
Latifatul muniroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Konten tak bermanfaat

Plen Your Work and Work Your Plen

Selanjutnya

Tutup

Diary

Luapan Rindu

18 November 2021   00:00 Diperbarui: 18 November 2021   00:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Untuk riuh yang tak pernah reda

Layaknya ombak dilautan yg sedang pasang

Dengan tegasnya menghantam2 karang

Menunggu surat untuk berdamai

Wahai kau yang selalu berceloteh tentang alam

Detik ini tak tahan inginku teriak

Agar sang alam mendengar

Rinduku sudah meluap

Takaran yang manusia buat sudah tak mampu menampung

Kini hanya kau dan Tuhanmu yang dapat membendung

Maka kali ini tak inginku melewatkan kesempatan

Tuk berteriak agar sang alam yang menyampaikannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun