Mohon tunggu...
Latifah Wulandari
Latifah Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Saya adalah Mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Kelompok 160 UINSU Berpartisipasi dalam Pembuatan Kue Cucur di Desa Karya Maju - Langkat

7 Agustus 2024   14:44 Diperbarui: 7 Agustus 2024   14:46 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkat, 7 Agustus 2024 - Makanan ringan tradisional berupa kue cincin, yang terbuat dari beras dan gula aren, semakin populer di Desa Karya Maju, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Produk ini merupakan salah satu hasil dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang digemari oleh masyarakat setempat.

Pada tanggal 6 Agustus 2024, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 160 dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara turut berpartisipasi dalam proses pembuatan kue cincin di Desa Karya Maju. Mereka mengamati secara langsung dari mulai proses pembuatan, pembentukan, hingga teknik memasaknya. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja yang diinisiasi oleh pihak kampus untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan masyarakat.

Menurut ibu Hasnah, salah satu produsen kue cincin di Desa Karya Maju, kualitas kue cucur mereka sangat disukai karena menggunakan bahan baku lokal seperti beras merah dan gula aren. Teknik penggorengannya yang khusus menjadikan kue ini memiliki tekstur yang menarik dengan luarannya yang gurih dan renyah, serta bagian dalamnya yang lembut dan meleleh di mulut.

Sumber : Mahasiswa/i KKN
Sumber : Mahasiswa/i KKN
"Ibu Hasnah juga menerima pesanan kue cincin dalam bentuk paketan dengan harga sekitar Rp 5.000 per pack penuh dan Rp 65.000 per kilogram. Untuk pembelian di wilayah Desa Karya Maju, bisa langsung datang ke rumah ibu Hasnah atau menghubungi via telepon," ungkapnya.

Kue cincin dari Desa Karya Maju semakin dikenal luas tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena kontribusi positifnya terhadap ekonomi lokal. Diharapkan, dukungan terhadap UMKM seperti ini dapat terus berlanjut untuk mengembangkan potensi masyarakat desa dalam menciptakan produk unggulan yang bisa bersaing di pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun