Mohon tunggu...
Latifah Qonita
Latifah Qonita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Padjadjaran

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan sastra Indonesia yang memiliki hobi menulis dan tertarik dengan isu apapun.

Selanjutnya

Tutup

Film

Dirty Vote sebuah Film Dokumenter

12 Februari 2024   10:18 Diperbarui: 12 Februari 2024   10:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Dirty Vote sebuah film dokumenter yang dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya mengungkap berbagai instrumen kekuasaan yang telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi. Film Dirty Vote dibuat dengan terstruktur, sistematis dan gamblang. 

Film dokumenter tersebut saat ini sedang trending topic di media sosial. Film Dokumenter Dirty Vote menggambarkan  mengenai kecurangan pemilu 2024 dan menjelaskan dengan jelas capres-cawapres 2024 tanpa memihak salah satu paslon, namun ada saja yang mengatakan bahwa film tersebut memihak salah satu paslon dan menjatuhkan paslon lainnya. Ramai di media sosial yang memberikan pendapatnya mengenai film tersebut. Ada yang mengatakan bahwa film tersebut merupakan film titipan dan bayaran, padahal film tersebut mengungkapkan fakta serta data. 

Film tersebut juga di nilai telat tayang karena saat ini sedang masa hari tenang, berbagai pro dan kontra di media sosial ramai orang-orang memberikan pendapatnya. Memang faktanya sangat menyakitkan dan miris melihat kondisi saat ini melihat kecurangan sudah di desain sebegitu bagusnya. Namun ada kalimat menarik dari film tersebut "Untuk menyusun dan menjalankan skenario kotor seperti ini tak perlu kepintaran atau kecerdasan, yang diperlukan cuman dua mental culas dan tahan malu".

Menurut saya film dokumenter tersebut sangat bagus untuk ditonton karena dapat menambah wawasan, mencerahkan dan mencerdaskan untuk bisa menilai dan memilih siapa yang akan kita pilih untuk dijadikan pemimpin Indonesia 5 tahun kedepan. Teringat perkataan seseorang bahwa kita memilih untuk tidak menjadikan yang paling buruk berkuasa. 

Anak muda memiliki peran yang sangat penting sehingga harus bisa melek terhadap politik, namun tidak sedikit anak muda yang tidak peduli dengan keadaan politik saat ini. Ada salah satu hadits yang bagus "Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR Muslim).

Film tersebut juga menggambarkan betapa hancurnya tatanan demokrasi Indonesia saat ini. Mulai dari banyaknya pelanggaran yang telah dilakukan oleh para penguasa. Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang. Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara. Mari kritis dan cerdas jangan hanya menutup mata saat melihat fakta. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun