Mungkin sebagian dari masyarakat kita masih belum mengetahui tentang GMO. Padahal tanpa kita sadari GMOÂ itu ada di kehidupan kita sehari-hari. GMO merupakan kepanjangan dari Genetically Modified Organism atau dalam artian bahasa Indonesianya adalah organisme yang dimodifikasi secara genetik. Contoh berbagai produk GMO di Indonesia adalah beberapa varietas padi, tomat, tebu, singkong, dan kentang. Dan mungkin saja produk GMO tersebut digunakan sebagai bahan baku pada berbagai produk makanan yang kita makan sehari-hari termasuk nasi, saus tomat, gula, serta segala jenis olahan singkong dan kentang.Â
Padahal GMO sampai saat ini masih menjadi hal yang kontroversial, baik itu dari sisi kesehatan tubuh, agama, psikologi, bahkan lingkungan. Namun yang paling populer adalah tingkat kontroversialnya pada sisi kesehatan. Padahal jika dilihat dari sisi lingkungan, GMO diduga dapat memunculkan permasalahan yang lebih besar dan lebih luas. Untuk itu, sebagai manusia yang sadar bahwa di lingkungan kita masih banyak makhluk hidup lainnya selain kita, tentunya perlu untuk mengetahui kontroversi produk GMO terkait dengan dampak negatifnya terhadap lingkungan.Â
Mutasi tak terduga
Gen baru yang dipindahkan memiliki kemungkinan secara tidak sengaja mengaktifkan gen yang ada di dekatnya sehingga dapat mengubah atau menekan peranan gen yang berbeda. Oleh sebab itu, dapat menyebabkan mutasi yang tak terduga dan dihasilkanlah tanaman yang subur akan tetapi beracun atau tidak sesuai seperti yang diinginkan.
Merusak keseimbangan lingkungan sekitar
Ladang tanaman rekayasa genetika yang telah disisipi gen anti hama tentunya akan membuat hama tidak mengganggunya. Lain halnya dengan ladang konvensional disekitarnya. Hama yang seharusnya mengganggu ladang tanaman rekayasa genetika tersebut akan beralih ke ladang di sekitarnya sehingga akan merugikan petani ladang konvensional. Sehingga secara tidak langsung dapat mendorong petani untuk beralih budidaya tanaman transgenik yang tentunya memiliki harga yang cenderung mahal.Â
Munculnya gulma baru yang lebih tahan (resisten) terhadap herbisida
Dengan adanya fenomena penyerbukan silang (cross pollination) antara tanaman GMO dengan tanaman gulma, dikhawatirkan dapat dihasilkan gulma baru yang lebih tahan terhadap herbisida. Dengan adanya penyerbukan silang ini diduga dapat memindahkan gen yang tidak sengaja kepada spesies gulma yang kemudian dapat memunculkan gulma yang lebih resisten, invasif, dan mengganggu ekosistem.Â
Terganggunya organisme lain
Salah satu tanaman GMO adalah Jagung transgenik yang disisipi gen toksin Bt dari bakteri Bacillus thuringiensis supaya jagung tahan terhadap hama. Selain dapat membunuh hama, jagung transgenik tersebut juga membunuh dan merusak spesies lainnya seperti kupu-kupu, lebah, belalang, dan serangga penyerbuk lainnya, dan termasuk organisme yang memakan hama tersebut.Â
 Â
Kepunahan keragaman genetik di negara berkembang
Dunia internasional memiliki kecenderungan untuk mendukung perdagangan beberapa hasil panen dari varietas tanaman transgenik. Walaupun banyak ahli dan masyarakat yang berpendapat bahwa beresiko memunculkan permasalahan yang baru, salah satunya terjadinya kepunahan keragaman genetik di negara-negara berkembang.Â
Keberadaan tanaman asli terancam dan polusi gen
Karena tanaman GMO dibentuk untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas hasil yang lebih dari tanaman asli tentunya tanaman transgenik ini bisa dikatakan super. Oleh karena itu, dengan kualitas hasil yang lebih baik tentunya banyak dari masyarakat yang lebih memilih tanaman GMO daripada tanaman pada umumnya sehingga keberadaan tanaman asli dapat terancam. Selain itu, tanaman GMO terutama dari tanaman transgenik yang ditanaman di alam bebas, tanpa adanya penelitian mengenai dampaknya terlebih dahulu diduga juga dapat bertukar gen dengan tanaman aslinya dengan melalui penyebaran serbuk sari sehingga terdapat peluang untuk terciptanya transgenik seluruhnya atau tanaman asli dapat tertular sifat yang dimiliki oleh tanaman transgenik.
Manusia mengembangakan GMO untuk memenuhi kebutuhannya dan menyejahterakan dirinya. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa setinggi apapun tingkat keilmuan kita, dan kemauan kita untuk mengembangkan ilmu, tetap masih ada tanggung jawab moral yang harus dijalankan baik terhadap masyarakat luas dan juga lingkungan. Karena GMOÂ ini masih memiliki kontroversi lingkungan seperti yang telah kita bahas, maupun kontroversi di bidang lainnya, maka kita terlu bijak dalam menyikapi GMO.Â
Penggunaan produk GMO yang sekiranya menyebabkan penyakit pada manusia, dan berpotensi besar berpengaruh negatif bagi organisme lainnya serta lingkungan perlu untuk dihentikan. Selain itu, pengembangan GMO juga perlu diawasi secara ketat, yang disertai dengan adanya pelestarian spesies asli non GMO. Selain itu, ada baiknya jika pemerintah melakukan sosialisasi terkait GMO ini kepada masyarakat untuk meredam kekhawatiran masyarakat terkait dengan keberadaan produk GMO di pasaran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H