Mohon tunggu...
Latifah Nurlaili
Latifah Nurlaili Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar di smkit smart informatika

a life learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

"Matematika Itu Tidak Ditanyakan di Akhirat"

7 Januari 2025   11:46 Diperbarui: 7 Januari 2025   11:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Matematika itu tidak ditanyakan di akhirat"

Pernyataan bahwa matematika tidak akan ditanyakan di akhirat, sering kali dijadikan apologi atas ketidaksukaan atau ketidakmampuan dalam memahami ilmu-ilmu Allah SWT yang terhampar di alam semesta ini. Padahal, mempelajari matematika di dunia bisa menjadi bentuk ibadah jika niatnya benar, misalnya untuk memahami kebesaran Allah lewat keteraturan alam, membantu orang lain, atau mengamalkan ilmu untuk kebaikan. Ilmu dunia seperti matematika bisa menjadi wasilah untuk memperbaiki kehidupan, asalkan digunakan untuk tujuan yang baik dan sesuai syariat.

Namun, perlu diingat bahwa segala ilmu yang kita pelajari di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya apa yang ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan." (HR. Tirmidzi)

Dari hadis ini, jelas bahwa bukan soal apakah ilmu tertentu seperti matematika akan "ditanyakan" secara spesifik, melainkan bagaimana kita menggunakan ilmu tersebut dalam kehidupan. Apakah kita memanfaatkannya untuk kebaikan atau malah menyia-nyiakannya?

Matematika misalnya, ia bisa menjadi alat untuk membangun keadilan dalam transaksi, menciptakan teknologi bermanfaat, atau bahkan menafsirkan fenomena alam yang menunjukkan kebesaran Allah. Allah memerintahkan kita untuk membaca, memahami, dan menggali ilmu, sebagaimana firman-Nya, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-'Alaq: 1). Bukankah mempelajari keteraturan angka, logika, dan sistematika adalah bentuk lain dari membaca ayat-ayat kauniyah-Nya?

Jadi, alih-alih menghindar dari belajar matematika dengan alasan bahwa itu tidak akan ditanyakan di akhirat, mari kita ubah sudut pandang. Pelajari matematika (atau ilmu lainnya) dengan niat ikhlas untuk menebar manfaat, memahami kebesaran-Nya, dan menambah bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat. Bukankah setiap langkah kecil kita dalam belajar bisa bernilai pahala jika niatnya karena Allah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun