Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tukar Jiwa

12 Desember 2016   05:45 Diperbarui: 12 Desember 2016   07:04 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" I'M NOTSURE IF I'M DEPRESSED. I MEAN, I'M NOT SAD .BUT I'M NOT EXACTLY HAPPY EITHER. I CAN LAUGH AND JOKE AND SMILE DURING THE DAY, BUT SOMETIMES WHEN I'M ALONE AT NIGHT I FORGET HOWTO FEEL "

“Nih, udah jadi. Bagus kan?” Dani tersenyum. Mengulurkan tiruan bintang berukuran mungil yang terbuat dari karet pada Dafa.

Kanak-kanak itu tertawa lebar. Menerimanya dengan girang. Lalu berlari menghampiri para sepupu yang lebih kecil, Keanu dan Chelsea.

Sesaat Dani memperhatikan ketiga adik sepupunya bermain di halaman. Senyuman masih tersisa di wajah tampannya. Pemuda enam belas tahun dengan tinggi 170 senti itu menyukai anak kecil. Mungkin lantaran ia terlahir sebagai anak bungsu.

“Hei...”

Seorang gadis bergaun kombinasi putih dan coklat menepuk pundaknya. Ujung gaunnya menyapu halaman berumput.

“Mbak Maurin?” sapanya gugup.

“Kalo mau sedih keluarin aja. Ada aku kok yang siap nampung kesedihan kamu...jangan jadi eccedentesiast.” Kata si gadis lembut.

Eccedentesiast, istilah psikologis yang merujuk pada seseorang yang menyembunyikan rasa sakit di balik senyum. Mereka bisa tersenyum dan tertawa ceria di depan banyak orang. Mereka bahkan terlihat bahagia dan tak memiliki beban apa pun. Namun saat sendirian, mereka justru sangat rapuh.

“Nah lho, bukannya Mbak Maurin kayak gitu juga? Mbak, hypnotherapy aku dong. Konseling juga ya? Aku beneran kena problem berat nih.” Pinta Dani.

“Boleh boleh. Duduk di sana yuk. Capek berdiri terus. Pegal tahu, pakai long dress dan high heels 9 senti.” Ajak Maurin. Dani menggandeng tangannya ke bangku kayu di bawah rerimbunan pohon palem yang meneduhi halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun