Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sedekah Atau Minta Doa?

2 Januari 2017   10:23 Diperbarui: 2 Januari 2017   10:53 6614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).

Seorang ibu berdiskusi dengan putri yang tinggal semata wayang tentang target sedekah. Wanita separuh abad itu kebingungan mengalokasikan kelebihan rezeki yang didapat untuk disedekahkan kemana. Sebab sang ibu tidak begitu percaya dan menjadi paranoid karena pernah membagi kelebihan hartanya pada suatu panti asuhan. Ternyata di panti itu banyak oknum-oknum tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan hartanya. Bukannya disalurkan pada anak yatim-piatu, amal sedekah itu justru dihabiskan oleh para pengurus panti. Itulah sebabnya sang ibu menjadi kehilangan kepercayaan dan lebih berhati-hati dalam bersedekah.

Lalu ia bertanya pada putrinya. Ibu satu ini memang dikenal demokratis dan sering meminta saran pada putrinya. Dibandingkan dengan suaminya yang pendiam dan terkesan dingin, putrinya lebih mudah diajak berdiskusi.

“Sayang, Mama kadang bingung dan nggak percaya tiap kali mau kasih uang atau barang akhir-akhir ini. Mama kan pernah ditipu. Harus kemana ya?”

Sang putri menjawab yakin.

“Ke rumah singgah khusus anak-anak kanker aja, Ma. Kan kita udah kenal. Waktu ultah September kemarin, aku juga ke sana. Aduh...jadi kangen anak-anak itu. Mereka udah sembuh belum, ya? Apa masih kemoterapi?”

“Nggak mau. Di sana nggak didoain. Anak-anak sama keluarga pengasuh rumah itu nggak kasih doa.”

Jawaban itu membuat sang putri kecewa. Ia berpikir, jadi selama ini sedekah tujuan utamanya untuk meminta doa? Membuat syukuran, membagi makanan, memberi uang, agar didoakan oleh orang-orang kurang mampu?

Contoh kasus di atas memberi pelajaran berharga. Bahwa tujuan bersedekah atau berbagi bukan untuk meminta doa atau feedback berupa doa dari orang yang menerima sedekah. Melainkan tujuan utama sedekah semata karena Allah. Makna sedekah sebagai pembersih harta dan amalan pada Illahi Rabbi jangan disalahgunakan. Bersedekah hanya karena ingin meminta doa menjadi berkurang maknanya.

Kembali ke kasus tadi, sang putri berusaha mengingatkan ibunya secara halus. Sayangnya, sang ibu yang perfeksionis itu tak suka dikritik. Beliau memang tersenyum, mengangguk, namun pada akhirnya berkata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun