Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Jika kamu jatuh cinta, bagaimanakah kamu melukiskannya? Sangat sulit, bukan?
Ternyata, wanita cantik itu tengah merasakannya. Begitu pun lelaki tampan bermata teduh di sisinya. Cafetaria rumah sakit menjadi saksi bisu pernyataan cinta mereka. Dokter spesialis Anestesiologi dan psikolog saling cinta. Dua manusia yang sama-sama mengabdikan hidup sebagai praktisi kesehatan.
“Apa yang ingin kamu katakan?” tanya si lelaki. Tersenyum, menatap wanitanya.
“Arif Albert...I love you.”
Sedetik. Dua detik. Tiga detik. Empat detik. Lima detik. Albert terpana, lalu memeluk tubuh wanita itu. Menenggelamkan tubuh sang wanita dalam dekapannya.
**
Albert terbangun. Lagi-lagi ia memimpikan kenangan itu. Kenangan bertahun-tahun lalu itu masih tersimpan rapi dalam kotak ingatannya.
Jam dinding di seberang ruangan menunjukkan pukul empat lewat lima menit. Masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas. Sesaat tadi, kehadiran wanita itu terasa amat nyata. Namun kenyataannya, wanita itu sudah pergi selamanya dan tidak mungkin kembali.
Kamar tidur mewah berpendingin ruangan dengan balkon dan kamar mandi pribadi itu serasa terlalu besar untuk ditempati sendiri. Begitu pun ranjang berukuran king size dengan bedcover putih itu. Tak ada lagi wanita cantik yang biasa menemaninya di sini.
Perlahan Albert bangkit dari ranjang. Melangkah ke depan grand piano. Tatapannya terfokus pada foto wanita berambut panjang dan berdagu lancip yang terpasang di dinding. Kesepuluh jarinya bergerak di atas tuts piano, memainkan intro.
Teringat pada saat itu