Adegan abusif dikurangi seminimal mungkin. Kalaupun harus ada, porsinya hanya untuk memperkuat konflik. Adegan seks, abusif, dan penampakan barang-barang haram hanya akan merusak keindahan suatu cerita.
Itulah batasan yang diterapkan Young Lady cantik. Seorang teman pernah melayangkan pujian karena Young Lady cantik punya prinsip dalam menulis karya. Iyalah, di zaman digital yang penuh kegilaan ini, para penulis harus memiliki prinsip yang kuat agar tetap berkarakter dan menjaga kualitas tulisannya.
Jangan biarkan trend pasar menggoyahkan prinsip para penulis fiksi. Buatlah batasan dalam menulis cerita agar kita tetap punya ciri khas dan idealisme. Perkuat idealisme dan pesan moral. Jangan merusak keindahan cerita dengan hal negatif.
William Shakespeare saja bisa menulis kisah-kisah cinta sejati dengan begitu indah tanpa dicemari kombinasi picisan. Kisah cinta yang indah bisa menjadi cinta sejati dan abadi. Kenapa kita tidak bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H