"Minah, kamu ikut makan di sini ya sama kita." katanya.
Saya menggeleng. Nggak pantes atuh, ART makan semeja sama majikan. Tapi Tuan Calvin maunya saya makan bareng mereka.
"Nggak apa-apa, Minah. Kamu duduk sini." Tuan Calvin tarik kursi buat saya. Mau nggak mau saya duduk di situ.
Nyonya Sivia cemberut. Katanya, dia nggak suka saya ikut makan semeja. Selera makannya jadi hilang.
Aduh, perasaan saya teh gimana ya? Sedih iya, galau iya, kesel iya. Ya iyalah, saya kan cuma ART.
"Nggak apa-apa, Sivia...kan jarang kita bisa kumpul bareng kayak gini." Tuan Calvin menengahi.
"Tuan, saya balik aja deh ke dapur. Saya teh nggak enak sama Nyonya." ucap saya kaku.
"Jangan, kamu di sini aja. Ikut makan sama kita, ok?"
Jadi deh saya berasa jadi majikan. Makan di meja besar, pakai sendok perak, piring yang berkilau bersih, dan minum dari gelas kristal. Hmmmm, mungkin istana surga di Kerajaan Allah kayak gini mewahnya kali ya...
Minggu pagi, waktunya Misa. Saya udah bangun pagi-pagi. Saya kebangun pas denger azan Subuh. Pas mau ke dapur ambil mnum, saya papasan sama Tuan Calvin.
"Pagi, Minah. Mau shalat Subuh ya?" sapa Tuan Calvin ramah.