Beberapa kali Young Lady berdiskusi soal jas dengan "Calvin Wan". Dia partner yang menyenangkan untuk diajak berdiskusi soal itu. Mendiskusikan jas, tak semua pria Indonesia suka membahasnya.
Telah lama Young Lady ingin membuat tulisan cantik tentang jas. Kita bahas dari yang umum saja dulu ya. Jas itu apa sih?
Mylove, kata jas berasal dari Bahasa Belanda (jas). Jas itu merupakan pakaian resmi model Eropa berlengan panjang yang dipakai di luar kemeja. Dalam Bahasa Inggris, penyebutan jas diganti dengan kata 'suit'. Setelan jas sedikitnya terdiri darri jas dan celana panjang yang terbuat dari kain yang sama (Wikipedia).
Berdasarkan jumlah kancingnya, jas terbagi menjadi dua jenis. Jas berkancing satu baris, atau disebut juga single breasted. Dan jas berkancing dua baris (double breasted).Â
Bila jas minimalnya hanyalah setelan jas dan celana panjang dari kain serupa, setelan jas standar dapat berupa jas, celana panjang, dan dasi. Setelan jas inilah yang kerap kali dipakai untuk bekerja di kantor dan kegiatan formal lainnya.
Ada pun tuxedo merupakan setelan jas resmi yang biasanya menggunakan kode 'black tie' dalam undangan. Penyebutan tuxedo lazim ditemukan di Amerika dan Canada. Tuxedo merupakan setelan jas berwarna hitam, berbuntut, dan dipadukan dengan dasi kupu-kupu hitam serta kemeja putih.
Well, kita perlu berterima kasih pada Henry Poole & Co. Toko yang berdiri elegan di Savile Row, Mayfair, London inilah yang pertama kali melandasi pembuatan jas pada tahun 1806.Â
Tanpa diduga, gaya berbusana yang pertama kali tercipta di Inggris itu menjadi fenomena yang mendunia. Jas mulai tercipta di abad ke17. Penggunaannya kian masif untuk bekerja di kantor dan acara formal. Bahkan, wanita pun mengadopsi style berbusana pria satu ini. Substansi adopsi dari style jas adalah blazer. Blazer cenderung lebih santai.
Dilansir dari BBC News, desainer Sir Paul Smith mengaku senang memakai jas setiap hari. Desainer yang pernah mendandani The Beatless dan David Bowie itu bahkan memakai jas di akhir pekan. Wow, cool.
Jas sangat dicintai karena menunjukkan modernitas. Begitulah yang diungkapkan Direktur Museum Fashion Institute of Technology di New York, Valerie Steel. Masih menurut Steele, jas merupakan pakaian yang fungsional dan menunjukkan status.
Ya, jas dianggap menunjukkan status sosial pemakainya. Jenis pakaian satu ini sering kali digunakan aristokrat, pebisnis, petinggi politik, dan kalangan elite lainnya. Eits, jangan salah. Kini mereka yang berasal dari kalangan biasa pun bisa memakai jas.