Terus terang saja, Young Lady cantik terpesona dengan pria yang suka memakai jas. Jas begitu mengagumkan di mata Young Lady. Setelan jas adalah mode pakaian pria yang paling sempurna.
Bentuk kekaguman itu Young Lady tuangkan dalam bentuk cerita. Kompasianer yang suka membaca cerita-cerita cantik Young Lady akan menemukan banyak deskripsi tentang "Calvin Wan" yang memakai jas di berbagai kesempatan.Â
Tokoh "Calvin Wan" ini mirip dengan Paul Smith, sebab ia memakai jas setiap hari bahkan di akhir pekan. Tak hanya "Calvin Wan". Tokoh-tokoh pria di cerita Young Lady yang lain pun kerap kali digambarkan tampil memakai jas.
Young Lady tergila-gila dengan jas, sama seperti kecintaan Young Lady pada dress. Dua mode pakaian itu memang t.o.p.
Unfortunately...
Setelah banyak berbicara dengan "Calvin Wan", jas masih menjadi pakaian yang tidak biasa dikenakan pria Indonesia setiap hari. Faktor iklim menjadi penentu.Â
Kalian tahu kenapa jas berlengan panjang? Sebab, setelan ini disesuaikan dengan iklim dingin di negara asal pembuatannya. Sedangkan Indonesia adalah negara beriklim tropis.
Hmmmm, sayang sekali ya. Padahal jas merupakan style berpakaian yang paling ok. Mengapa begitu?
- Jas membuat pria lebih seksi. Menjahit jas merupakan keterampilan seni yang cukup tinggi. Wajar bila biaya pembuatan jas lumayan mahal. Rumitnya pembuatan jas sebanding dengan kualitas yang dihasilkannya. Jas membuat pria yang memakainya menampilkan bentuk tubuh terbaik mereka. Kaki terkesan lebih jenjang, bahu dan dada lebih bidang. Pokoknya, jas menampilkan figur terbaik pemakainya. Setelan jas menjadikan pria lebih seksi. So, kepercayaan diri mereka bakalan meningkat.
- Menunjukkan modernitas. Yups, tepat sekali. Benar kok apa yang dikatakan Sir Paul Smith. Jas merupakan salah satu simbol dalam budaya pop. Bila batik mencerminkan identitas Indonesia, jas merupakan cerminan modernitas yang diakui seluruh dunia.
- Lebih elegan dan berwibawa. Jas seringnya dipakai siapa cobaaa? Para bos dan elite lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa jas dapat meningkatkan kewibawaan pemiliknya. Setelan jas membuat pria yang mengenakannya tampil lebih elegan. Ladies, jujurlah pada Young Lady. Kalian lebih suka pria berantakan atau pria berwibawa dan elegan?
- Stylish. Masih berkaitan dengan poin ketiga. Dibandingkan jaket kulit, denim, t-shirt, atau jenis pakaian lainnya, jas jauh lebih stylish. Pria yang memakai jas tampak lebih eksklusif dan maskulin. Mereka memiliki gaya berbusana yang tidak diikuti kebanyakan pria lainnya. Setelan jas membuat pria yang memakainya jadi ganteng maksimal.
- Menunjukkan kemapanan dan keteraturan hidup. Bukannya materialistis, tetapi sejatinya wanita lebih merasa aman dengan pria yang mapan. Jas identik dengan kemapanan dan status sosial seorang pria. Pria mapan dan berstatus sosial tinggi biasanya mampu menjalankan hidup dengan lebih teratur. Dan...bukankah memakai jas itu banyak aturannya? Harus buka kancing saaat duduk, panjang jas melebihi ritsleting celana, lebar jas dan kerah harus seimbang, dll. Hanya pria disiplin dan "perfect" yang bisa memakai jas dengan tepat dan rapi. Kurang apa lagi coba?
- Memberi kesan melindungi. Ini penting, dear. Misalnya begini. Sepasang pria dan wanita berjalan-jalan ke pegunungan. Sang pria memakai setelan jas lengkap. Saat mereka tengah asyik bermesraan di hamparan rumput, tiba-tiba udara menjadi saaaangat dingin. Apa yang dilakukan pria? Pria yang peka dan pengertian akan membuka jasnya. Lalu menyelimutkan jas itu ke tubuh wanita. Hal ini menunjukkan bahwa jas dan pemakainya memberi kesan melindungi. Pria takkan ragu memakaikan jasnya pada wanita agar si wanita tidak kedinginan lagi. Kalian para pria, harus mencobanya.
Dengan enam alasan itu, pria harus berpikir ulang kalau masih malas pakai jas.
Kompasianer pria, apakah kalian senang memakai jas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H