Sebuah kenyataan, begitu katamu. Kenyataan bahwa tak setiap waktu kau bisa menemaniku. Ya, benar. 9-10 jam tanpamu sungguh berat bagiku. Jangan biarkan diri ini sendirian, Calvinku.
Setiap malam aku bertanya-tanya pada Tuhan. Masihkah ada hari esok untuk aku dan kamu? Masihkah kamu memelukku besok pagi? Sebongkah tanya pun kulayangkan padamu. Masih kuatkah kamu untuk tetap sehat demi diriku? Lelahkah kamu dalam proses belajar memahamiku? Aku selalu menyemangatimu. Agar dirimu tidak menyerah demi diriku.
Kala kecemasan tentang dirimu membesar, hanya air mata yang menjadi tanda. Kugerakkan jemariku di atas tuts piano, kusuarakan keresahan ini dalam lagu.
Seusai itu senja jadi sendu
Awan pun mengabu
Kepergianmu menyisakan duka
Dalam hidupku
'Ku meminta rindu menyesali waktu
Mengapa dahulu tak kuucapkan
"Aku mencintaimu sejuta kali sehari"
Walau masih bisa senyum