Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Altar Hancur, Kemanakah Mataku

11 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 11 Februari 2019   05:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu tinggal sendirian, Nak?" Tuan Effendi bertanya memecah kekakuan.

"Iya. Tapi mulai malam ini, saya tidak akan tinggal di sini lagi."

"Kenapa? Oh, pasti kamu mau kembali ke rumah orang tuamu, kan?"

"Ibu saya sudah meninggal." Calvin menunjuk peti pendek itu. Isinya abu jenazah.

"Maaf..."

"Tidak apa-apa. Saya buatkan teh."

Calvin berdiri, lalu berjalan sedikit limbung ke pantry. Akhir-akhir ini keseimbangannya kacau. Tuan Effendi tahu itu. Firasatnya tak enak. Benar saja. Selang lima menit...

Prang!

Sontak Tuan Effendi berlari ke pantry. Teko susu pecah. Bubuk teh bertebaran.

"Calvin!" serunya panik.

Pemuda yang lahir di bulan terdingin itu kesakitan. Ia membungkuk, menahan rasa sakit. Hidungnya berdarah-darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun