Walau tersimpan
Selalu kusimpan
Di relung hati terdalam (Adera-Melukis Bayangmu).
Lagu itu teramat sedih. Sambil memainkan piano dan menyanyikannya, Calvin teringat kondisi Abi Assegaf. Sejenak lupa dengan kesehatannya sendiri.
Pria berpakaian biru di sisinya itu tertunduk dalam. Penglihatannya telah sirna, seperti satu kata di lirik lagu. Kini yang ditemuinya hanya kegelapan. Kegelapan, seperti lorong hitam tanpa akhir.
Perasaan tak berguna menampar jiwa. Rasanya Abi Assegaf menjadi orang paling tak berguna di dunia. Ia bukan lagi ayah, suami, dan pemimpin perusahaan yang sempurna. Kebutaan merampas semua itu dari jangkauan.
"Abi tidak usah khawatir. Mata saya mata Abi juga." ujar Calvin tulus.
Hati Abi Assegaf mendingin. Anak ini, lebih dari sekedar caregiver. Ia malaikat hidupnya. Mutiara hati, perekat jiwanya. Calvin mendapat tempat yang sama dengan Adica di relung hati Abi Assegaf.
"Saya pulang dulu ya, Abi. Mau ambil barang-barang. Ayo, saya bantu ke kamar."
Pelan dan lembut, Calvin membimbing tangan Abi Assegaf. Menaiki tangga satu per satu ke master suite. Membantu Abi Assegaf berbaring di ranjangnya.
** Â Â