Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sembilan Konfeti Kesedihan

8 September 2018   06:00 Diperbarui: 8 September 2018   06:00 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Konfeti 6-

Pemuda orientalis dan gadis Minang-Inggris. Cukup serasi. Mereka berdansa waltz, menari seirama musik. Taman kota bermandikan cahaya lampu. Para pemain musik berdiri di balik rerimbun pepohonan, tersembunyi dari sepasang kekasih itu.

"Suka kejutannya, Sayang?" tanya pemuda oriental itu. Menyibak anak-anak rambut Calisa, menyelipkannya ke belakang telinga.

"Ya..." jawab Calisa resah.

Wajah oriental itu memburam seketika. Sedikit kecewa dengan reaksi gadisnya yang terlalu standar.

"Terima kasih, Adica." Calisa buru-buru menambahkan, membelai pelan pipi pemudanya.

Sungguh, Calisa tak ingin di sini. Tubuhnya di taman, namun jiwanya melayang ke rumah sakit. Rasa bersalah memukul-mukul jiwa. Seakan dirinya berbahagia di atas kesedihan orang lain.

"Calisa, cepat selesaikan skripsimu. Lalu aku akan melamarmu." pinta Adica.

Kedua mata Calisa mengerjap. Mengapa hatinya justru sedih? Bukankah lamaran adalah hal yang paling ditunggu-tunggu wanita dari kekasihnya? Tapi, ia tak bahagia. Calisa merasa tidak menginginkannya.

Pelan dilepasnya genggaman tangan Adica. Dilangkahkannya kaki ke gerbang taman. Adica mengejarnya.

"Maaf Adica, aku harus pergi. Sahabatku sedang sakit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun