Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat di Unit Hemodialisa

7 September 2018   06:00 Diperbarui: 7 September 2018   06:39 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa, Dokter Tian?"

Pertanyaannya terjawab seketika. Dua sosok tampan dan cantik baru saja tiba. Sosok-sosok inilah yang mewariskan gen baik pada Calvin. Keduanya mempercepat langkah, kemudian memeluk pemuda rupawan berwajah pucat di atas bed.

"Papa? Mama?" Bibir Calvin bergerak, menyebut nama mereka.

Demi Allah, ini bukan harapannya. Justru ingin dia sembunyikan sakit ini serapat-rapatnya dari mereka. Namun, mengapa harus begini?

"Jangan salahkan Papa Tian. Papa memberi tahu orang tuamu karena mereka berhak tahu." Albert berkata dengan nada memohon.

Tidak, Calvin takkan menyalahkan sesiapa. Mungkin memang sudah takdirnya bagi mereka untuk tahu. Rusaklah segala rencananya.

Lima jam hemodialisa dan single use. Tangan kokoh nan hangat milik Tuan Effendi menggenggam kuat tangan Calvin ketika perawat memasangkan blood lineakan pada AV shunt di lengannya. Calvin menahan kesakitan, tangan lembut Nyonya Rose ikut memberikan genggaman. Menyalurkan kekuatan dan sugesti positif. Ada energi baik di situ, energi untuk terus bertahan.

"Malaikatnya Mama dan Papa pasti kuat...pasti sembuh."

"Malaikatnya Mama dan Papa harus tegar...tidak boleh menyerah."

Mereka bergantian menghiburnya. Menguatkannya di saat-saat paling menyakitkan. Mengalirkan semangat hidup dan motivasi.

**    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun