Kenapa sih banyak orang suka Eid Mubarak? Apa menariknya hari raya Eid Mubarak? Hanya hari kemenangan setelah sebulan penuh beribadah puasa. Belum tentu juga bulan puasa ibadahnya maksimal. Bisa saja lebih banyak maksiat dan dosanya dari pada ibadahnya.
Young Lady benci Eid Mubarak. Bahkan Young Lady takut dengan hari raya satu itu. Hari raya dimana seluruh keluarga berkumpul dan seakan menyatu. Namun, nyatanya hanya raga mereka yang menyatu. Jiwa mereka melayang di tempat lain, terkunci di smartphone yang mereka pegang.
Masih segar dalam ingatan Young Lady momen Eid Mubarak tahun lalu. Keluarga besar berkumpul di rumah Young Lady. Paginya sih normal-normal aja. Shalat Ied, salaman, maaf-maafan, trus wefi cantik di teras. Masing-masing foto sekeluarga-sekeluarga, lalu foto bersama semuanya. Sempat juga ada gelaran open house. Kecil-kecilan saja, hanya antar kenalan my mom and my dad di sekitar rumah.Â
Setelah bermaafan dan makan bersama, tibalah saat yang paling mengecewakan: tiap orang di rumah itu, sibuk dengan gawainya masing-masing. Mereka sibuk chatting, video call dengan orang terdekat mereka yang jauh sana, dan mengobrol mesra dengan yang jauh. Gadget membuat yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh. Hanya Young Lady cantik satu-satunya yang tidak memegang gadget.
Lama Young Lady hanya duduk diam di sofa. Young Lady duduk dengan cantik sambil memperhatikan aktivitas para penghuni rumah. Kegiatan mereka saat Eid Mubarak bukannya bercengkerama dengan anggota keluarga yang dekat dalam jangkauan mereka, malah sibuk menjalin komunikasi mesra dengan yang jauh di sana lewat jagat maya. Itulah yang sangat membuat Young Lady kecewa. Telah bergeserkah esensi kehangatan keluarga di hari raya?
Satu prinsip Young Lady: bila berada bersama orang-orang yang dicintai, no gadget. Gadget selalu dalam keadaan nonaktif tiap kali Young Lady bersama orang-orang tercinta.
Bermain gadget ketika ada kumpul keluarga atau sedang bersama orang yang dicintai sama sekali tak menghargai kehadiran mereka. Selain itu, fokus perhatian akan terbagi. Begitu menurut Young Lady.
So, Young Lady punya alasan kuat untuk kabur dari keluarga besar. Dari pada hanya diabaikan, lebih baik mencari suasana baru di hari pertama Eid Mubarak. Actually, Young Lady juga punya agenda sendiri di hari pertama Eid Mubarak. Ada seseorang yang ingin ditemui. Seseorang yang ingin Young Lady temui sehari sebelum memulai kegiatan retretnya.
Tepat pukul 14.00, Young Lady kabur dari keluarga besar. Young Lady datangi rumah retret yang berjarak lumayan jauh itu. Mana lokasinya tidak di pinggir jalan raya lagi. Harus berjalan cukup jauh untuk mencapainya.
Turun dari mobil, Young Lady telah merasakan keganjilan. Seperti ada yang mengawasi. Ada apa ini? Firasat mulai tak enak, tapi Young Lady meneruskan langkah. Berusaha tenang seakan tak merasakan apa-apa.
Lama, Young Lady menunggu di depan rumah retret itu dengan sabar. Ternyata sosok yang dicari sedang beraktivitas di luar dengan teman-teman dan pembimbingnya. Ok fine, tak apa-apa. Lebih baik di sini dari pada hanya di rumah dan melihat sikap apatis bertaburan dari segala arah.