Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Jelang Eid Mubarak, Soft Drink, Stoples, dan Ketakutan"

13 Juni 2018   04:00 Diperbarui: 13 Juni 2018   04:12 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Cepatnya perjalanan waktu tak terasa. Bulan suci akan segera berakhir. Sebentar lagi Muslim di berbagai belahan dunia akan merayakan hari kemenangan. Kata orang Indonesia sih Lebaran. Tapi, Young Lady lebih suka menyebutnya Eid Mubarak.

Jelang Eid Mubarak, mulai muncul keanehan tak diinginkan di rumah Young Lady cantik. Di satu sisi, bagian tengah rumah kotor dan berantakannya luar biasa. Rumah dipenuhi wangi kue dan tumpukan loyang. Lantai terasa kotor dan lengket kena tumpahan tepung. Mau ibadah saja jadi agak kurang konsen.

Malam-malam Ramadan yang mulanya bisa digunakan untuk berkumpul bersama, jadi agak sepi. Bagaimana tidak, my mom and dad sibuk menyiapkan rumah dan persiapan khas Eid Mubarak lainnya. Awalnya bisa tidur lebih awal demi mengejar Tahajud kini harus terganggu oleh bermacam persiapan menyambut hari raya. Yang bikin kuelah, mengecat rumahlah, memotong daginglah, menyiapkan hadiah Lebaran buat duafalah, dan segepok persiapan lainnya.

Dari luar, rumah Young Lady kelihatan rapi dan cantik. Eits, kalian tertipu seperti judul lagunya Hello. Tertipulah. Kalau kalian masuk ke dalam, kalian akan menyesal memuji rumah Young Lady. Dalamnya berantakan minta ampun.

Keanehan lainnya, menu sahur dan berbuka puasa jadi random. Without takjil, without vegetables. Beda, beda, beda banget sama minggu-minggu sebelumnya. Sibuk prepare buat Eid Mubarak jadi alasan untuk luput menghidangkan menu sahur dan buka yang seimbang. Yah bisa dimaklumi. Namanya jelang hari raya, pasti repot. Fokus perhatian terbagi.

Yang berikutnya bisa dibilang keanehan, bisa juga sesuatu yang menjengkelkan. Walaupun sibuk prepare jelang Eid Mubarak, kami tetap menjaga konsistensi berbagi hingga akhir Ramadan. So pasti harus turun ke jalan tiap sore, kan? Nah, jalanan depan kompleks perumahan kami macetnya tingkat dewa. Macet, macet, macet luar biasa. Mau kesal, percuma. Kan lagi puasa. Nanti pahalanya berkurang. Lebih baik diam saja menunggu kemacetan sambil berdoa.

Kata my mom, jalanan makin macet jelang Eid Mubarak sebab orang-orang sibuk berbelanja. Kebanyakan orang turun ke jalan di sore hari jelang Lebaran bukan lagi untuk ngabuburit dan berburu takjil. Tetapi untuk berbelanja keperluan Lebaran. Kepentingan telah bergeser. Kemacetan terus dan terus bertambah.

Kemacetan jelang hari raya menjadi gangguan menjengkelkan. Terkadang Young Lady ingin menculik para pengguna jalan itu satu per satu, mengambil isi otak mereka, dan menanamkan sugesti berbagi serta tidak berlebihan dalam merayakan Eid Mubarak ke pikiran mereka. That's impossible. Prinsip kan tidak bisa dipaksakan. Harus ada kesadaran dari masing-masing individu.

Satu keanehan lagi: rasa takut menjelang hari raya. Mayoritas umat beragama senang menyambut datangnya hari raya keagamaan yang mereka rayakan tiap tahun. Eid Mubarak, bagi umat Muslim, adalah hari kemenangan. Puncak kebahagiaan setelah berpuasa selama sebulan penuh. Di hari kemenangan, diri dan hati kembali suci. Orang-orang bergembira merayakannya.

Tapi bagi Young Lady tidak. Kompasianers, jujur ya. Young Lady takut dengan hari raya gegara peristiwa tahun kemarin. Sebuah peristiwa yang menimbulkan trauma di hari pertama Eid Mubarak. Sungguh, Young Lady takut. Takut bila peristiwa yang sama terulang lagi dengan lokasi dan pelaku yang berbeda. Aneh ya. Di saat semua Muslim berbahagia menyambut hari kemenangan, Young Lady malah takut. Takut, takut sekali. Oh...ini konyol sekali. 

Begitu takutnya sampai-sampai Young Lady melarang "Calvin Wan" memberi ucapan selamat saat Eid Mubarak nanti. Jauh-jauh hari Young Lady sudah melarangnya. Jelas saja "Calvin" keheranan dan bertanya-tanya, tetapi ia tidak memaksakan jawaban. Anehnya, ia tetap menemani Young Lady meski Young Lady sering bersikap aneh. Dan...sejak Mas Cinta meninggal, Young Lady jadi makin protektif pada "Calvin Wan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun