Dear Mas Isjet,
Selamat malam. Maafkan bila surat cantik ini mungkin agak menyinggung atau mungkin tidak berkenan. Tapi sungguh, yang saya sampaikan adalah kejujuran. Walau pahit, kejujuran harus diungkapkan.
Pertama, saya kaget membaca informasi pengunduran diri Mas Isjet di artikel sore ini. Kaget karena begitu mendadak dan tiba-tiba. Pertanyaan saya terjawab tentang 'kenapa' dan 'kemana'.
Kedua, saya anggap Mas Isjet itu pemberani. Iya dong, berani mengambil keputusan untuk resign dari K. Keberanian ketika berada di puncak gunung, lalu memutuskan untuk membuka jalur pendakian baru.
Keputusan Mas Isjet ini mengingatkan saya pada my mom. My mom keluar dari pekerjaannya 2 tahun lalu untuk membuka jalur pendakian baru.
Tapi pendakian ukhrawi, a.k.a pendakian amal ke surga. My mom tidak meraih target duniawi dalam rangka mundur dari kantornya, tetapi memulai mendaki ke tangga-tangga surganya Allah.
Keluar dari pekerjaan dengan berani ketika berada di puncak, demi mengurus satu-satunya anak cantik yang tersisa, yakni saya. Walau kenyataannya setelah resign yang banyak dilakukan my mom adalah menanam berbagai jenis tanaman. Maaf ya, saya terlalu jujur.
Ketiga, terima kasih atas inovasi-inovasinya di K. Jasa-jasanya dalam mengembangkan Kompasiana hingga menjadi keren. Saya selalu anggap Kompasiana sebagai rumah besar. Rumah besar yang nyaman, hangat, indah, penuh kebersamaan dan kekeluargaan. Terima kasih telah bekerja keras untuk membuat rumah besar kita semakin indah dan enak dipandang.
Keempat, mungkin ini yang terpahit. Sekali lagi, Mas Isjet. Jujur itu kadang-kadang pahit. Dengan berat hati, saya katakan maaf. Maaf karena saya tak bisa paksakan hati saya untuk bersedih dengan mundurnya Mas Isjet dari Kompasiana tercinta.
Saya bahkan tak tahu bagaimana harus mengatur hati saya. Sedih tidak, kehilangan tidak, biasa saja iya. Maaf ya Mas Isjet, hati Young Lady cantik masih dingin dan beku ternyata.
Mas Isjet ingat tidak? Saat saya sapa dengan cantik di Twitter. Saat saya adukan kesulitan saya berkompasiana tahun lalu. Kenapa tidak ada respon sama sekali? Kenapa tidak ada pembelaan untuk saya sama sekali? Hmmm? Ayo jawab dulu, kenapa?