Bagus, tulisan cantik Young Lady di hari kemarin telah membuat sedih makhluk Tuhan bernama pria. Salah seorang Kompasianer yang khas dengan artikel-artikelnya yang mengupas isu politik dan keagamaan, mengatakan kalau ia sedih membaca artikel cantik Young Lady. Especially penutupnya yang berbunyi: Semua pria itu jahat. Yang baik hanya Nabi Muhammad. Lebih jauh lagi, ia menyarankan Young Lady untuk berdoa agar mendapatkan jodoh yang sesuai harapan dengan sungguh-sungguh. Hmm...I don't think so.
Terkadang, berserah diri terasa lebih baik dari pada berdoa dengan sungguh-sungguh, karena toh ujungnya hidup tidak berbaik hati pada kita. Buat apa berdoa sungguh-sungguh kalau ujungnya tak dikabulkan juga? Dari pada berdoa teramat sungguh dan kesannya mendikte Tuhan, mengapa tidak berserah diri sambil tetap berbuat amal kebaikan saja?
Bicara tentang kebaikan, entitas satu ini pun ada batasnya. Sama halnya seperti kesabaran. Apa lagi bila kebaikan kaitannya dengan relasi lawan jenis.
Jadi ingat apa yang telah dilakukan Young Lady cantik minggu kemarin. Saat untuk berbaik hati pada pria sudah lewat. Dulu, pria yang kerap kali menyakiti wanita. Sekarang mestinya sebaliknya. Ladies, jangan mau jadi korban para pria yang bisanya hanya menyakiti saja.
Minggu kemarin, Young Lady telah menzhalimi seorang pria dengan sengaja. Dengan sengaja, tanpa paksaan, dan dengan kesadaran penuh. Ehm...sebut saja pria yang terzhalimi itu...siapa ya? Kalau dalam cerita-cerita fiksi cantik Young Lady, sebutlah namanya..."Calvin Wan". Hmmm..."Calvin Wan" jadi lakon terus ya, di kanal fiksiana maupun di kanal tulisan cantik lainnya.
Nah, jadi ceritanya Young Lady marah dengan si "Calvin Wan" ini minggu kemarin. Penyebabnya, tak usahlah diceritakan di sini. Terlalu cantik untuk diungkapkan di dalam tulisan yang juga cantik, yang penulisnya juga cantik...ups. Gegara si "Calvin Wan" mencipta amarah, alhasil Young Lady seperti biasa memakinya. Memarahinya dengan buas dan puas. Bentuk pelampiasan yang paling enak. Pria yang layak dijadikan pelampiasan.
Puncaknya, Young Lady membiarkannya. Mengabaikannya, melakukan pembiaran terhadap dirinya selama beberapa hari. Itu klimaksnya. Young Lady cantik lakukan itu dengan sengaja, penuh kesadaran, tanpa tekanan dan paksaan.
Inilah saatnya wanita melakukan pembiaran pada seorang pria. Young Lady cantik ingin lihat reaksinya. Sesakit apakah seorang pria bila diabaikan wanita? Samakah sakitnya dengan wanita yang diabaikan pria? Mudah-mudahan lebih sakit.
Sementara aksi pembiaran terus berlangsung, Young Lady asyik sendiri dengan pengambilan data penelitian. Turun ke masyarakat adat, bercengkerama dan wawancara yang lebih mirip ngobrol santai dan ajang curhat dengan warga adat penganut Sunda Wiwitan. Masih dalam masa pembiaran.
Finally, masa pembiaran dan pengabaian itu usai. Reaksinya di luar dugaan. "Calvin Wan" ini membalas pembiaran Young Lady cantik dengan perhatian dan kasih. Pagi, siang, malam, pria bermental kuat ini ternyata terus memberi perhatian. Bahkan mengharap agar hari-hari yang dilalui Young Lady berjalan baik. Aneh sekali ya.
Waktu ditanya sakit atau tidak, jawabannya tidak. Biasa saja. Hmm...really?