"Terjebak di lift bersama Silvi?" ulang Clara, membelalak tak percaya pada Calvin.
"Yups. Dan setelahnya..."
"Ok I see."
Itu bukan karena Clara tak mau tahu. Melainkan karena rasa cemburu. Silvi bisa sedekat itu dengan Calvin. Sedangkan dirinya...?
Buru-buru dienyahkannya pikiran itu. Ia tidak boleh menyimpan benih cemburu dalam situasi begini. Kembali difokuskannya pandang pada Calvin.
"Aku bersyukur kamu dan Silvi tak apa-apa." ujarnya.
Calvin tersenyum menawan. Memandangi wajah cantik Clara. Psikolog cantik itu balas tersenyum.
"By the way, artikelmu hari ini menggelitik. Jual Kabinet Ternyata Bisa Membahayakan Kabinet. Aku tersenyum membaca judulnya. Itu tak sekadar permainan kata-kata."
Ternyata Clara selalu, dan selalu memperhatikan Calvin dari jauh. Calvin Wan dan Clara Carolina, sepasang pria dan wanita yang saling memperhatikan dan menyimpan rasa.
Sesi konseling berjalan menyenangkan. Clara excited melihat progres klien istimewanya. Blogger super tampan itu nampaknya mulai bisa terlepas dari trauma masa lalunya. Ia dapat menjalani hidup dengan tenang dan bahagia.
"Calvin, tunggu." Clara menahannya sejenak di depan pintu.