Kini Calvin sudah ikhlas. Ikhlas menerima kenyataan atas penurunan fungsi ginjalnya. Calvin sudah ikhlas dengan penyakitnya. Sakit ginjal yang bermula dari infeksi ginjal, lalu terdeteksi munculnya sel kanker. Lama-kelamaan fungsi ginjalnya terus menurun. Calvin Wan, blogger super tampan itu, sudah ikhlas. Sungguh ikhlas.
Sekali lagi, Calvin menarik nafas. Sulit sekali untuk bernafas. Calvin bukan hanya nekat, tapi bandel juga. Keras kepala. Selidik punya selidik, sudah empat kali mantan model ini bolos cuci darah. Akibatnya fatal. Terdapat penumpukan air dalam tubuhnya. Tersebar di bagian perut, punggung, dan kakinya. Kadar racun ureum di tubuhnya sudah mencapai 200.
Menyesal? Tentu saja. Tubuh yang menampung air dan racun begitu banyak membuatnya harus membayar mahal: dalam sehari, hanya boleh minum sebanyak satu liter. Bahkan minum setelah makan pun harus diatur. Baru boleh minum setengah jam setelah makan.
Calvin meraih gelas dan sendok kecil dari atas meja. Ia menyuapkan sesendok kecil air putih, beginilah caranya bila ingin minum di luar waktu makan. Harga yang harus dibayar atas kenekatan dan kebandelannya.
Betapa mahalnya kesehatan. Calvin merasakan kesedihan mengisi hatinya. Sedih lantaran dirinya tak cukup sehat untuk mendampingi Silvi. Mengapa Silvi mau saja dinikahi pria yang punya penyakit berat seperti dia? Karena cinta? Mungkin saja. Ada cinta yang sejati, ada sayang yang abadi. Seperti itukah kasih dan cinta Calvin-Silvi?
** Â Â
Paris van Java, 7 Januari 2018
Tulisan cantik Young Lady.
Terima kasih untuk kata-kata indah yang kaubacakan.
Terima kasih pada pria pertama yang mau membacakan buku untuk Young Lady.
** Â Â Â