Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Energi Hati

20 Oktober 2017   05:56 Diperbarui: 20 Oktober 2017   06:11 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Are you sure?" tanya Syifa lembut.

"Lebih cantik mana? Aku atau Calisa?"

Sebuah pertanyaan sulit. Syifa memang cantik, menarik, dan punya seribu cara untuk memikat hati pria yang disukainya. Namun bukan daya tarik seperti itu yang dicari Calvin.

"Syifa, you're beautiful." puji Calvin tulus. Ditingkahi tatapan kaget Dinda, Fatima, Marla, Naftalia, dan Ariyani. Disambuti senyuman Syifa.

"Tapi bukan kamu yang kucari. Kecantikanmu lebih pantas untuk pria lain saja. Masih banyak pria charming di luar sana yang menantimu."

Calvin mengatakannya dengan lembut dan penuh empati. Ekspresi wajah Syifa mulus tak terbaca. Belum sempat ia menanggapi, Bianca langsung mencuri kesempatan.

"Sebenarnya, apa motifmu kembali pada Calisa?"

"Bianca, haruskah kukatakan berulang kali? Tidak perlu alasan untuk mencintai dan mengharapkan dia kembali. Begitu ada kesempatan, aku tak akan ragu mengambilnya."

Rupanya Calvin masih sabar melayani pertanyaan dan argumen wanita-wanita jelita itu. Walau hatinya mulai dirayapi keresahan. Ulang tahun kematian putrinya tak pantas dirusak oleh kehadiran beberapa orang yang ingin mengacaukan hidupnya.

"Calvin, sorry ya. Kami tidak bermaksud merusak acara ulang tahun kematian putrimu. Tapi...keputusanmu untuk rujuk dengan Calisa setelah empat belas tahun berpisah benar-benar sensasional. Jujur kami kecewa. Mengapa kamu tidak memilih salah satu dari kami?" Seakan bisa membaca pikirannya, Ariyani meyakinkan Calvin bila mereka takkan merusak acara peringatan ulang tahun kematian Fransisca.

"I see. Terima kasih atensinya. Kurasa, sudah jelas semuanya. Aku dan Calisa saling mencintai. So, kami putuskan untuk rujuk kembali." kata Calvin sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun